Bursa Asia menguat terdorong sentimen positif dari Wall Street



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas bursa Asia menguat di awal perdagangan Kamis (22/8) ditopang sentimen global. Pukul 08.30 WIB, indeks Nikkei 225 menguat 69,47 poin atau 0,34% ke 20.688,38, Hang Seng turun 33,84 poin atau 0,13% ke 26,234,34, Taiex naik 56,14 poin atau 0,53% ke 10,581,75, Kospi terkoreksi 0,30 poin atau 0,02% ke 1.964,35, ASX 200 naik 24,54 poin atau 0,38% ke 6.507,80, Straits Times naik 9,04 poin atau 0,29% ke 3.131,95, dan FTSE Malaysia naik 1,72 poin atau 0,11% ke 1.596,31.

Kenaikan bursa Asia terseret sentimen dari Wall Street yang menghijau karena menguatnya data ritel Amerika Serikat, meski penguatannya tertahan oleh rilis hasil pertemuan The Federal Reserve akhir Juli lalu yang menyatakan ada perdebatan dalam kebijakan pemangkasan suku bunga AS.

Baca Juga: Bursa Asia menguat, hanya Hang Seng yang masih turun

Mengutip Reuters, risalah pertemuan The Fed pada Juli lalu menunjukkan para pembuat kebijakan terpecah soal besaran penurunan suku bunga. Namun, semuanya sepakat bahwa mereka tidak akan memberikan sinyal penurunan suku bunga lebih lanjut.

"Pesan utama dari risalah The Fed adalah bahwa pemangkasan suku bunga 25 basis poin (bps) pada Juli hanyalah kalibrasi, penyesuaian siklus tengah dan bukan awal dari siklus pelonggaran baru," jelas Rodrigo Catril, ahli strategi senior forex di NAB seperti dikutip Reuters Kamis (22/8).

Kini pasar bergantung pada pernyataan arah kebijakan Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pidatonya di Jackson Hole Jumat besok.

"Komentar paling sensitif akan berkisar apakah Powell bersedia untuk menegaskan kembali pandangan bahwa siklus pelonggaran adalah penyesuaian tengah siklus, atau menyelaraskan agar lebih dekat dengan pemikiran pasar," kata Alan Ruskin, ahli strategi makro Deutsche Bank seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Bursa Asia kompak menguat akibat optimisme stimulus

"Jika dia berpegang teguh pada bahasa lama seperti yang paling mungkin, itu akan menegaskan bahwa dia masih yakin bahwa kekuatan konsumsi, dalam kombinasi dengan pelonggaran Fed sederhana akan cukup untuk menjaga pemulihan secara luas di jalurnya."

Ia menambahkan, pernyataan itu akan lebih hawkish dari yang diharapkan dan kemungkinan akan mengangkat dolar lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi