KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Asia ditutup beragam (
mixed) pada Jumat (21/7). Tim riset Phillip Sekuritas menyebut, investor mencerna rilis data inflasi Jepang untuk bulan Juni. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,57% menjadi berakhir pada 32.304,25, tetapi Topix sedikit naik karena data inflasi datang menjelang pertemuan BOJ pada pekan depan untuk keputusan suku bunga. Indeks Kospi Korea Selatan
rebound dan naik 0,37% menjadi ditutup pada 2.609,76 dan Kosdaq naik 0,32% untuk menandai kemenangan beruntun sembilan hari dan mencapai level tertinggi sejak April 2022.
Secara terpisah, S&P/ASX 200 Australia turun 0,15% lebih rendah dan berakhir di 7.313,9, terseret terutama oleh saham layanan teknologi. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,71% pada jam terakhir perdagangannya. Saham China Daratan mengakhiri hari di wilayah negatif, dengan Shanghai Composite dan Shenzhen Component turun tipis dan ditutup masing-masing di 3.167,74 dan 10.810,18. Asal tahu, Inflasi inti Jepang naik 3,3%
year-on-year (YoY), sesuai ekspektasi dan lebih cepat dari kenaikan 3,2% YoY di bulan Mei. Inflasi utama Jepang juga tumbuh lebih cepat menjadi 3,3% YoY dari 3,2% YoY namun lebih rendah dari ramalan pasar 3,5%.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,24% ke 6.880 Pada Jumat (21/7), ITMG, SMGR, AMRT Jadi Top Gainers LQ45 Dengan tingkat inflasi Jepang yang sudah bertahan di atas target inflasi 2% Bank of Japan (BOJ) selama 15 bulan beruntun, investor berspekulasi BOJ dapat segera mengakhiri kebijakan pengendalian kurva imbal hasil atau
Yield Curve Control (YCC) yang kontroversial. Namun, gubernur BOJ Kazuo Ueda baru-baru ini memberi sinyal bahwa kebijakan moneter BOJ yang super longgar akan dipertahankan hingga inflasi yang selama ini didorong oleh lonjakan harga (
cost-push inflation) berubah menjadi inflasi yang didorong oleh kuatnya permintaan domestik dan pertumbuhan upah (
demand-pull inflation). Dalam kebijakan YCC, BOJ mengarahkan suku bunga jangka pendek di -0,1% dan membeli surat utang Pemerintah Jepang bertenor 10 tahun dalam jumlah besar untuk mempertahankan imbal hasil di sekitar 0% sebagai bagian dari upaya mengerek inflasi mencapai target 2%. Dari Korea Selatan, data Producer Price Index (PPI) memperlihatkan inflasi di tingkat produsen turun untuk pertama kali dalam 31 bulan terakhir, ditekan oleh harga minyak dan produk pertanian.
Baca Juga: Cermati Harga Saham GOTO & TOTO yang Beda Arah di Perdagangan Bursa Jumat (21/7) PPI turun 0,2% secara bulanan menyusul penurunan 0,4% secara bulanan di bulan Mei. Ini adalah penurunan selama tiga bulan beruntun. Secara tahunan, PPI turun 0,2% di bulan Juni setelah naik 0,5% pada bulan sebelumnya. Ini adalah penurunan pertama sejak November 2020. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto