TOKYO. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa Asia pagi ini (14/15) dilanda aksi jual. Data bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.33 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2% menjadi 127,01. Sepanjang tahun ini hingga kemarin, bursa regional sudah melesat 12%.Saham-saham big cap turut mempengaruhi bursa Asia. Salah satunya adalah saham Samsung Electronics Co yang turun 1,1% setelah ditutup di level rekor kemarin. Lalu, ada saham Tohoku Electric Power Co yang turun 1,6% setelah Jiji News Agency melaporkan pabrik nuklir Higashidori berada dalam posisi active fault line.Penurunan bursa Asia terjadi di tengah deadlock pada pembicaraan fiscal cliff di AS. Selain itu, investor juga menunggu data laporan mengenai manufaktur China. "Sangat sulit bagi pasar saham untuk menangani apa yang terjadi mengenai siu fiscal cliff," jelas Stephen Corry, chief investment strategist LGT Group. Selain itu, sentimen negatif juga datang dari Jepang. Pesimistis manufaktur besar di Jepang mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan data yang dirilis Bank of Japan pagi ini (14/12), indeks Tankan kuartalan untuk manufaktur besar jatuh ke level minus 12 pada Desember dari sebelumnya minus 3 pada September. Dengan demikian, sudah lima bulan berturut-turut indeks Tankan menunjukkan angka negatif. Angka tersebut juga merupakan yang terendah sejak maret 2010. Angka negatif ini memberikan bank sentral ruang ekstra untuk melonggarkan kebijakan pada 20 Desember, menyusul langkah the Federal Reserbe pada pekan ini. JPMorgan Chase & Co melihat penggelontoran dana senilai 10 triliun yen (US$ 120 miliar) untuk program pembelian aset. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bursa Asia merah tersengat beragam faktor
TOKYO. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa Asia pagi ini (14/15) dilanda aksi jual. Data bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.33 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2% menjadi 127,01. Sepanjang tahun ini hingga kemarin, bursa regional sudah melesat 12%.Saham-saham big cap turut mempengaruhi bursa Asia. Salah satunya adalah saham Samsung Electronics Co yang turun 1,1% setelah ditutup di level rekor kemarin. Lalu, ada saham Tohoku Electric Power Co yang turun 1,6% setelah Jiji News Agency melaporkan pabrik nuklir Higashidori berada dalam posisi active fault line.Penurunan bursa Asia terjadi di tengah deadlock pada pembicaraan fiscal cliff di AS. Selain itu, investor juga menunggu data laporan mengenai manufaktur China. "Sangat sulit bagi pasar saham untuk menangani apa yang terjadi mengenai siu fiscal cliff," jelas Stephen Corry, chief investment strategist LGT Group. Selain itu, sentimen negatif juga datang dari Jepang. Pesimistis manufaktur besar di Jepang mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan data yang dirilis Bank of Japan pagi ini (14/12), indeks Tankan kuartalan untuk manufaktur besar jatuh ke level minus 12 pada Desember dari sebelumnya minus 3 pada September. Dengan demikian, sudah lima bulan berturut-turut indeks Tankan menunjukkan angka negatif. Angka tersebut juga merupakan yang terendah sejak maret 2010. Angka negatif ini memberikan bank sentral ruang ekstra untuk melonggarkan kebijakan pada 20 Desember, menyusul langkah the Federal Reserbe pada pekan ini. JPMorgan Chase & Co melihat penggelontoran dana senilai 10 triliun yen (US$ 120 miliar) untuk program pembelian aset. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News