Bursa Asia mixed, investor menimbang data ekonomi dan peningkatan kasus Covid



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia bergerak mixed di awal pekan. Pasar saham menimbang perbaikan data ekonomi global di tengah lonjakan kasus corona, terutama di India. 

Pada Senin (26/4) pukul 8.33 WIB, indeks Nikkei 225 naik tipis 0,01% ke 29.021. Hang Seng turun 0,02% ke 29.041. Taiex melesat 0,84% ke 17.454. Sedangkan Kospi menguat 0,46% ke 3.200.

Straits Times turun 0,25% ke 3.184. Sedangkan FTSE Bursa Malaysia menguat 0,16% ke 1.610.


Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2% menjadi 699,63, tertinggi sejak 18 Maret. Indeks telah mengalami kenaikan yang kuat akhir-akhir ini karena mencatat kenaikan mingguan kedua berturut-turut pada hari Jumat dan berada di jalur untuk kenaikan bulan berikutnya. 

Baca Juga: Kasus corona India melonjak, harga minyak turun

Minat risiko dipicu oleh indikator aktivitas manufaktur awal April yang keluar minggu lalu. Indeks manufaktur menunjukkan awal yang kuat untuk kuartal kedua dengan data mencapai rekor tertinggi di Amerika Serikat (AS) dan menandakan diakhirinya resesi double dip Eropa.

Data produk domestik bruto AS kuartal pertama akan dirilis akhir pekan ini dengan ekspektasi aktivitas kemungkinan akan kembali ke level sebelum pandemi. "Kami memperkirakan bahwa ekonomi akan menutup kesenjangan produksi dan naik di atas potensi pada paruh kedua tahun ini," tulis ekonom ANZ dalam catatan pagi, menyarankan lebih banyak kenaikan untuk saham.

Meskipun demikian, beberapa ekonom mengatakan pasar dapat mencapai titik lemah dalam beberapa bulan mendatang yang mencerminkan kekhawatiran mulai dari meningkatnya kasus COVID-19. Selain itu ada kekhawatiran bahwa sebagian besar manfaat dari stimulus fiskal besar-besaran telah diperhitungkan.

Baca Juga: IHSG berpeluang menguat Senin (26/4), simak rekomendasi saham berikut

"Ini mungkin kuartal terakhir di mana perusahaan dapat menghindari 'hukuman' karena tidak memperkirakan pendapatan pulih dengan cepat atau tidak memberikan panduan," tulis analis JPMorgan dalam sebuah catatan.

JPMorgan menyebut, bullish untuk pasar saham akan didukung oleh pembukaan kembali dari penguncian virus corona, belanja konsumen, dan pendapatan perusahaan yang dikombinasikan dengan penurunan volatilitas pasar. Bearish pasar saham akan dipicu oleh inflasi, penundaan pembukaan kembali, pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dan keuntungan perusahaan serta resesi komoditas.

Baca Juga: IHSG berpotensi menguat, tujuh saham ini bisa dicermati pada Senin (26/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati