Bursa Asia Naik Mengikuti Jejak Wall Street, Setelah Kenaikan Suku Bunga The Fed



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar Saham Asia menguat pada hari Kamis (16/6), mengikuti jejak Wall Street setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik hampir 2% setelah pasar dibuka, ditopang saham pembuat mobil dan teknologi. Saham Sony naik hampir 2,4%, Softbank Group naik sekitar 1,45%, dan Toyota melonjak hampir 4%.

Di Australia, S&P/ASX 200 diperdagangkan lebih tinggi sekitar 0,6%. Saham Rio Tinto, Fortescue Group dan BHP semuanya terdorong lebih tinggi hampir 2%.


Di Korea Selatan, indeks Kospi juga naik 1,61%.

Menyusul kenaikan suku bunga, Wall Street bergejolak tetapi indeks pasar naik ke sesi tertinggi setelah Komite Pasar Terbuka Federal menaikkan tingkat suku bunga acuan ke kisaran 1,5% -1,75% - tertinggi sejak sebelum Covid pandemi dimulai pada Maret 2020.

Ketua Fed Jerome Powell juga mengatakan, selama konferensi pers sorenya bahwa, "peningkatan 50 basis poin atau 75 basis poin tampaknya paling mungkin terjadi pada pertemuan kami berikutnya."

Baca Juga: CEO Tesla Elon Musk Mengirim Peringatan ke Masyarakat Global Soal Isu Penting Ini

Dow Jones Industrial Average menghentikan penurunan beruntun lima hari, melonjak 303,70 poin, atau 1%, menjadi ditutup pada 30,668,53. S&P 500 naik 1,46% menjadi 3.789,99 dan Nasdaq Composite naik 2,5% untuk mengakhiri hari di 11.099,15.

The Fed mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menurunkan inflasi - saat ini di level tertinggi 8,6 persen - menjadi 2%.

Ia juga mengatakan akan terus mengurangi kepemilikan sekuritas Treasury dan hutang agensi dan sekuritas yang didukung hipotek agensi.

Di tempat lain, indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 105,158 — berbalik ke bawah setelah mencapai tertinggi pada hari Selasa di 105,298.

Yen Jepang diperdagangkan pada 134,07 per dolar, menguat tajam dari perdagangan awal pekan ini. Dolar Australia berada di US$0,7002, juga melonjak terhadap dolar AS setelah melemah ke 0,68 awal pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto