KONTAN.CO.ID - Pasar saham Asia-Pasifik dibuka bervariasi pada Rabu (27/11), mengikuti reli di Wall Street yang mencatat rekor intraday dan penutupan tertinggi pada indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average. Para pelaku pasar di Asia tengah menantikan data indeks harga konsumen (CPI) bulanan dari Australia yang dijadwalkan rilis hari ini.
Baca Juga: Tak Kuat Menanjak, Saham-Saham Big Cap Tumbang Bersama IHSG Berdasarkan jajak pendapat
Reuters, indikator CPI diperkirakan naik 2,3% pada Oktober dibandingkan tahun sebelumnya, lebih tinggi dari kenaikan 2,1% pada September. Indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,5% pada awal perdagangan. Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,35% saat pembukaan, sedangkan indeks Topix turun lebih dalam sebesar 0,5%. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,4% saat dibuka dan indeks Kosdaq yang terdiri dari saham-saham berkapitalisasi kecil anjlok 0,65%. Indeks Futures Hang Seng Hong Kong berada di level 19.172, sedikit lebih tinggi dari penutupan sebelumnya di 19.159,2.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Naik Selasa (26/11), Pasar Cermati Tarif Trump & Risalah The Fed Wall Street Catat Rekor Baru Di Amerika Serikat pada Selasa (26/11), indeks Dow Jones Industrial Average naik 123,74 poin atau 0,28% ke rekor penutupan 44.860,31. Indeks S&P 500 juga menguat 0,57% ke level tertinggi sepanjang masa di 6.021,63. Sementara itu, indeks Nasdaq Composite melonjak 0,63% ke 19.174,30. Kinerja positif Wall Street ini terjadi setelah Presiden terpilih Donald Trump menyerukan pengenaan tarif 25% pada produk dari Meksiko dan Kanada, serta tambahan bea masuk sebesar 10% pada barang-barang dari Tiongkok. Trump sebelumnya telah mengindikasikan rencana untuk mengenakan tarif hingga 20% pada semua impor, serta bea tambahan setidaknya 60% untuk produk asal Tiongkok.
Perkembangan ini menjadi perhatian investor global karena berpotensi memengaruhi perdagangan internasional dan sentimen pasar di kawasan Asia-Pasifik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto