TOKYO. Bursa Asia masih memberikan sinyal merah pada transaksi hari ini (5/11). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 11.20 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2% setelah sebelumnya naik 0,5%. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,8%. Sedangkan Shanghai Composite Index China turun 0,8%. Ada beberapa faktor yang disinyalir akan mempengaruhi bursa Asia. Pertama, pemimpin China akan menggelar pertemuan di Beijing pada 9-12 November mendatang untuk membicarakan kebijakan ekonomi seiring melambatnya ekonomi China ke level terendah dalam dua dekade terakhir. Kedua, bank sentral Asia kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuannya di rekor terendah 2,5% pada hari ini. Ketiga, Institute Supply Management di AS mengeluarkan kebijakan non manufaktur untuk Oktober pada hari ini. "Pelaku pasar akan memperhatikan ketiga faktor tersebut pekan ini. Ada sejumlah ekspektasi yang menyebabkan pasar rentan dilanda aksi ambil untung," jelas Tim Moe, strategist Goldman Sachs Group Inc. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bursa Asia rentan dilanda aksi ambil untung
TOKYO. Bursa Asia masih memberikan sinyal merah pada transaksi hari ini (5/11). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 11.20 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2% setelah sebelumnya naik 0,5%. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,8%. Sedangkan Shanghai Composite Index China turun 0,8%. Ada beberapa faktor yang disinyalir akan mempengaruhi bursa Asia. Pertama, pemimpin China akan menggelar pertemuan di Beijing pada 9-12 November mendatang untuk membicarakan kebijakan ekonomi seiring melambatnya ekonomi China ke level terendah dalam dua dekade terakhir. Kedua, bank sentral Asia kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuannya di rekor terendah 2,5% pada hari ini. Ketiga, Institute Supply Management di AS mengeluarkan kebijakan non manufaktur untuk Oktober pada hari ini. "Pelaku pasar akan memperhatikan ketiga faktor tersebut pekan ini. Ada sejumlah ekspektasi yang menyebabkan pasar rentan dilanda aksi ambil untung," jelas Tim Moe, strategist Goldman Sachs Group Inc. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News