Bursa Asia tampak sumringah di awal pekan



Bursa Asia tampak sumringah di awal pekan

TOKYO. Bursa Asia kembali dibuka di jalur positif pada awal transaksi perdagangan hari ini (17/10). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.05 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,1% menjadi 138,25. Kenaikan terjadi setelah bursa Asia mencatatkan penurunan terbesar dalam sebulan terakhir pekan lalu.

Sementara, data CNBC menunjukkan, indeks ASX 200 Australia dibuka flat dengan mayoritas sektor memerah. Sektor finansial membukukan penurunan terdalam sebesar 0,48% dan sektor bahan baku berhasil naik 0,19%.


Di Jepang, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,25% di awal perdaganga. Saham-saham melaju setelah mendapat tambahan tenaga dari pelemahan yen. Pada pukul 08.11 waktu Singapura, yen ditransaksikan di posisi 104,07 per dollar AS. Pekan lalu, nilai tukar yen di kisaran 103,80 per dollar AS.

Saham-saham berbasis ekspor Jepang melaju hari ini. Saham Toyota naik 0,77%, saham Nissan naik 0,7%, dan Mitsubishi Electric naik 1,96%. Meski demikian, ada pula saham yang tertekan yakni Honda turun 0,33% dan Sony turun 0,41%.

Adapun indeks Kospi Korea Selatan bergerak naik 0,22%. Saham Samsung Electronics tergerus 1,27% menjadi 1.557.000 won Korea per saham.

Pada transaksi perdagangan hari ini, investor mengamati data kunci perekonomian AS, termasuk produksi industri dan inflasi. Data-data ini akan mempengaruhi keputusan The Federal Reserve terkait suku bunga acuan.

Di sisi lain, Pimpinan The Fed Janet Yellen pada Jumat lalu memberikan sinyal bahwa bank sentral akan tetap menaikkan suku bunga acuannya pada Desember mendatang.

"Sejumlah peristiwa utama global yang akan terjadi tetap membuat investor global menanti di tepian. Data ekonomi AS, seperti inflasi untu September dan konstruksi perumahan, penjualan rumah dan produksi industri, akan sangat dinanti demi mendapatkan petunjuk mengenai kebijakan the Fed," papar Vasu Menon, vice president for wealth management research Oversea-Chinese Banking Corp di Singapura kepada Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie