Bursa Asia tergelincir Rabu (27/1), terseret aksi ambil untung jelang rilis The Fed



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia tergelincir pada perdagangan Rabu (27/1). Investor menanti rilis kebijakan moneter The Fed .

Melansir Reuters, Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,3%, terseret lebih rendah oleh aksi ambil untung di saham sumber daya. Beberapa investor semakin waspada terhadap penilaian yang berlebihan.

Tapi indeks Nikkei Jepang naik 0,2% dan pasar teknologi berat di kawasan itu, seperti Korea Selatan dan Taiwan menambah naik tipis.


Saham Microsoft naik 4% dalam perdagangan yang diperpanjang setelah layanan komputasi awan Azure tumbuh lebih 50%.

Hasil tersebut meningkatkan optimisme untuk raksasa teknologi AS lainnya, termasuk Apple dan Facebook, yang mengumumkan hasil kuartalan di kemudian hari.

"Pendapatan Microsoft luar biasa, bahkan dibandingkan dengan ekspektasi pasar yang kuat," kata Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.

Baca Juga: Bersiap untuk penurunan 5 hari beruntun, IHSG terkoreksi 0,97% di awal perdagangan

"Saham-saham perusahaan teknologi telah sedikit lesu sejak Agustus tetapi mereka cenderung memimpin pasar lagi, mengingat prospek yang solid," katanya.

Pada puncaknya pada bulan Agustus, kapitalisasi pasar gabungan dari lima perusahaan teknologi AS terbesar, yang juga mencakup Amazon dan Alphabet, mencapai 24,6% dari indeks S &P 500 blue chip AS. Itu berdiri di 22,7%, masih jauh di atas 15% dua tahun lalu.

Pada indeks kontrak berjangka S & P 500 sebagian besar datar, dibatasi oleh kehati-hatian menjelang pertemuan kebijakan Fed serta aksi ambil untung pada saham-saham siklis setelah keuntungan luar biasa bulan ini.

S & P500 sekarang diperdagangkan pada 22,7 kali pendapatan yang diharapkan, mendekati puncaknya pada September 23,1 kali, yang merupakan level paling meningkat sejak gelembung dotcom pada tahun 2000.

The FEd akan mengumumkan hasil pertemuan kebijakan dua hari pada hari Rabu ini. Analis memperkirakan The Fed akan tetap berpegang pada nada dovish untuk membantu mempercepat pemulihan ekonomi.

Perkembangan rencana stimulus AS juga menjadi fokus dengan Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer mengatakan Demokrat akan melanjutkan rencana bantuan virus corona senilai US$ 1,9 triliun dari Presiden Joe Biden tanpa dukungan Republik jika perlu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto