Bursa Asia Tertekan Sentimen Teknologi Kamis (18/12), Pasar Menanti Arah Bank Sentral



KONTAN.CO.ID - Pasar saham Asia melemah pada perdagangan Kamis (18/12/2025), tertekan aksi jual di sektor teknologi seiring kembali mencuatnya kekhawatiran terhadap besarnya belanja kecerdasan buatan (AI).

Di saat yang sama, investor bersikap hati-hati menjelang rangkaian rapat bank sentral global yang diperkirakan akan menegaskan perbedaan arah kebijakan moneter antarnegara.

Ketegangan geopolitik turut mengguncang pasar komoditas.


Baca Juga: Harga Emas dan Perak Terkoreksi Kamis (18/12) Pagi, Investor Ambil Untung

Harga minyak melanjutkan reli dari level terendah lima tahun setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan pemblokadean seluruh kapal tanker minyak yang dikenai sanksi keluar-masuk Venezuela.

Sementara itu, perak mencetak rekor tertinggi baru, yang ikut menopang harga emas.

Di pasar Eropa, poundsterling masih tertekan setelah data inflasi Inggris turun jauh di bawah perkiraan, memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank of England (BoE) pada Kamis ini.

Sejumlah bank sentral utama Eropa atau European Central Bank (ECB), Norges Bank, dan Riksbank juga dijadwalkan mengumumkan kebijakan moneter hari ini, dengan pasar memperkirakan ketiganya akan mempertahankan suku bunga.

Di Asia, perhatian tertuju pada Bank of Japan (BOJ) yang diperkirakan menaikkan suku bunga pada Jumat, meski arah kebijakan ke depan masih menjadi tanda tanya.

Baca Juga: Meg O'Neill Jadi CEO BP: Wanita Pertama Pimpin Raksasa Migas

Melansir Reuters, Indeks MSCI Asia-Pasifik (di luar Jepang) turun 0,5%. Bursa Korea Selatan merosot 1,3%, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,5%, sementara Nikkei Jepang melemah 1,2%.

Di Wall Street, kontrak berjangka Nasdaq naik 0,3% dan S&P 500 futures menguat 0,2% setelah sesi sebelumnya ditutup melemah akibat tekanan saham teknologi. Saham Nvidia, yang kerap menjadi barometer sektor AI, anjlok 3,8%.

Saham Oracle terpuruk 5,4% setelah mengumumkan bahwa kesepakatan pendanaan ekuitas untuk proyek pusat data tidak melibatkan mitra utamanya, Blue Owl Capital.

Saham Oracle kini telah turun hampir 50% sejak pertengahan September, ketika pengumuman kerja sama dengan OpenAI sempat memicu lonjakan tajam.

“Oracle menjadi sumber utama kekhawatiran pasar. Perkembangan terbaru ini memperdalam skeptisisme investor terhadap agresivitas pembangunan infrastruktur AI,” ujar analis IG, Tony Sycamore, seraya menyebut kekhawatiran atas belanja modal besar, utang, serta pembakaran kas OpenAI.

Baca Juga: Pidato di Gedung Putih, Trump Klaim Prestasi di Tengah Anjloknya Kepuasan Publik

Inflasi Inggris Turun, BOE Diprediksi Pangkas Suku Bunga

Di Amerika Serikat, Gubernur Federal Reserve Christopher Waller menyatakan bank sentral masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga di tengah tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja.

Investor juga menantikan rilis data inflasi AS November yang akan terbit hari ini, dengan perkiraan inflasi inti tahunan sekitar 3%.

Di pasar valuta asing, poundsterling stabil di US$1,3374 setelah sempat tertekan hingga US$1,3313 menyusul turunnya inflasi Inggris ke 3,2% terendah sejak Maret. Pasar hampir sepenuhnya memperkirakan BoE akan memangkas suku bunga hari ini.

Euro bergerak stabil di kisaran US$1,1742 menjelang keputusan ECB. Imbal hasil obligasi AS relatif datar, dengan yield Treasury 10 tahun berada di sekitar 4,14%.

Baca Juga: Rupiah dan Dolar Taiwan Melemah Kamis (18/12) Pagi, Mata Uang Asia Tertekan Dolar AS

Harga minyak melanjutkan penguatan untuk hari kedua berturut-turut. Minyak mentah AS naik 1,7% ke US$56,91 per barel, sementara Brent menguat 1,5% ke US$60,62 per barel.

Sementara itu, harga emas spot turun tipis 0,3% ke US$4.330 per ons troi, dan perak melemah 0,2% ke US$66,17 per ons troi, meski masih dekat dengan rekor tertinggi yang dicapai sehari sebelumnya.

Selanjutnya: Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Menarik Dibaca: Rekomendasi HP Xiomi Tahan Air yang Wajib Dibeli Sebelum 2026, Cek di Sini