Bursa Asia Turun Setelah Nada Dovish Powell; Inflasi Jepang dan China dalam Fokus



KONTAN.CO.ID - Bursa Asia-Pasifik memulai perdagangan pada Rabu (10/7) dengan penurunan. Meskipun tolok ukur utama Wall Street naik, setelah komentar dovish dari Ketua The Fed Jerome Powell pada malam sebelumnya.

Indeks Nikkei 225 Jepang mundur dari rekor tertinggi sepanjang masa pada Selasa, turun sedikit. Sementara indeks Topix yang lebih luas diperdagangkan mendekati garis datar.

Kospi Korea Selatan turun 0,25% dan Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 0,2%. Pada Rabu, produsen pertahanan Korea Selatan, Hanwha Aerospace mengumumkan pesanan senilai 1,38 triliun won ($1 miliar) dari Rumania untuk memasok howitzer K9 ke negara tersebut.


S&P/ASX 200 Australia turun 0,28%.

Baca Juga: Wall St Selasa (9/7): S&P 500 dan Nasdaq Capai Rekor Tertinggi, Terkerek Saham Nvidia

Indeks Futures Hang Seng Hong Kong berada pada 17.641, lebih tinggi dari penutupan terakhir HSI di 17.523,23.

Asuransi terbesar China, Ping An Insurance, sedang mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi konversi senilai hingga $5 miliar, menurut sumber dengan pengetahuan langsung tentang masalah tersebut.

Sebagai informasi, Powell menyarankan kehati-hatian terkait mempertahankan suku bunga pada tingkat yang terlalu tinggi, dengan mengatakan bahwa "mengurangi pengetatan kebijakan terlalu lambat atau terlalu sedikit dapat melemahkan aktivitas ekonomi dan lapangan kerja secara tidak semestinya."

Semalam di AS, S&P 500 naik ke rekor baru pada Selasa setelah komentar Powell, naik 0,07% menjadi 5.576,98 dan menandai penutupan rekor ke-36 tahun ini.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas untuk Perdagangan Rabu (10/7)

Nasdaq Composite menambahkan 0,14% untuk ditutup pada 18.429,29, juga mengakhiri hari dengan rekor. Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,13%.

Di Asia, para investor akan menilai data inflasi dari China dan Jepang, dengan China merilis data harga konsumen dan produsen untuk bulan Juni.

Inflasi di China diperkirakan akan sedikit meningkat menjadi 0,4%, naik dari 0,3% pada bulan Mei, sementara Indeks Harga Produsen (PPI) diperkirakan akan mencatat penurunan yang lebih lembut sebesar 0,8% dari penurunan 1,4% pada bulan Mei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto