Bursa Asia turut seret IHSG ke zona merah



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengekor penurunan bursa regional, Rabu (4/5). Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.10 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,22% menjadi 4.801,67.

Ada 85 saham yang tertekan. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 65 saham dan 69 saham lainnya diam di tempat.

Volume transaksi pagi ini melibatkan 482,653 juta saham dengan nilai transaksi Rp 396,127 miliar.


Secara sektoral, ada tujuh sektor yang memerah. Tiga sektor dengan penurunan terbesar antara lain: sektor pertambangan turun 0,72%, sektor infrastruktur turun 0,45%, dan sektor konstruksi turun 0,4%.

Saham-saham indeks LQ 45 yang menghuni posisi top losers antara lain: PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 2,91% menjadi Rp 6.675, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) turun 2,14% menjadi Rp 1.370, dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun 1,7% menjadi Rp 15.925.

Sedangkan posisi top gainers indeks LQ 45 dihuni oleh saham-saham: PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik 2,37% menjadi Rp 2.160, PT Hanson International Tbk (MYRX) naik 1,27% menjadi Rp 795, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) naik 0,84% menjadi Rp 1.805.

Bursa Asia tergerus

Setali tiga uang, bursa Asia pun melorot. Bahkan penurunnnya sudah memasuki hari keenam. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 10.00 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific -di luar bursa Jepang- turun 0,5% ke posisi terendahnya sejak 11 April lalu.

Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia tergerus 1,2%. Sektor industri dasar dan energi mencatatkan penurunan terdalam setidaknya 2,8%. Penurunan juga terjadi pada indeks Kospi Korea Selatan sebesar 0,6% dan indeks S&P/ASX 200 Australia tak banyak mencatatkan perubahan.

Penurunan bursa regional dipicu oleh kecemasan baru mengenai perlambatan ekonomi global seiring anjloknya harga minyak dunia ke bawah level US$ 44 per barel. Sekadar informasi, pagi ini, harga minyak WTI diperdagangkan di level US$ 43,80 sebarel.

Faktor lainnya adalah keperkasaan dollar AS akibat pernyataan pimpinan the Fed Atlanta Dennis Lochart yang menyatakan ada kemungkinan suku bunga AS akan dikerek pada Juni nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie