Bursa Australia Memerah Selasa (8/10), Penurunan Minyak dan Kekecewaan Stimulus China



KONTAN.CO.ID - Bursa saham Australia mengalami penurunan pada perdagangan Selasa (8/10), tertekan oleh sektor sumber daya.

Setelah investor menarik diri dari perusahaan-perusahaan tambang besar menyusul pembaruan terbaru tentang langkah-langkah stimulus China yang mengecewakan.

Melansir Reuters, indeks S&P/ASX 200 ditutup 0,4% lebih rendah di angka 8.176,90 poin, setelah sebelumnya ditutup 0,7% lebih tinggi pada hari Senin (7/10).


Baca Juga: Pasar Saham China Dibuka Dengan Meriah pada Selasa (8/10) Setelah Libur Panjang

Saham-saham tambang jatuh 1,9%, menjadi indeks dengan penurunan terbesar secara persentase, yang berdampak berat pada indeks acuan.

Oleh karena investor kecewa dengan ketiadaan detail spesifik tentang ukuran paket stimulus terbaru Beijing dan mulai mengalihkan investasi mereka.

"Ketiadaan berita baru dari konferensi NRDC China telah menyebabkan perdagangan 'proksi China' mengalami penjualan," ujar Damian Rooney, direktur penjualan institusional di Argonaut.

China merupakan mitra dagang terbesar Australia.

Baca Juga: IHSG Naik 0,37% ke 7.532 Disokong Saham-Saham Bank BUMN Hingga Sesi I, Selasa (8/10)

Saham BHP Group turun 2,4%, sementara Rio Tinto dan Fortescue masing-masing turun 0,2% dan 5,3%.

Saham teknologi juga turun 1,1%, menjadi indeks dengan penurunan terbesar kedua secara persentase, setelah penutupan lemah di Wall Street semalam, dengan raksasa teknologi Xero ditutup 1,7% lebih rendah.

Investor juga menilai notulen kebijakan moneter terbaru dari Reserve Bank of Australia (RBA) untuk menentukan arah pemotongan suku bunga.

Notulen tersebut menjelaskan kondisi untuk pemotongan suku bunga di masa depan, yakni ekonomi yang lemah, penurunan di pasar tenaga kerja, atau inflasi yang tidak terlalu tinggi.

RBA juga membahas kemungkinan kenaikan suku bunga, seperti pertumbuhan konsumsi, pandangan terbatas untuk pasokan agregat, atau pertumbuhan produktivitas yang lemah.

Baca Juga: Wall Street Turun, Perubahan Ekspektasi Suku Bunga Mengerek Yield US Treasury

Beberapa analis menganggap pernyataan tersebut "sedikit dovish", mengingat ketiadaan panduan sebelumnya yang menyatakan bahwa "tidak mungkin suku bunga tunai akan diturunkan dalam waktu dekat".

Indeks acuan Selandia Baru, S&P/NZX 50, juga mengalami penurunan sebesar 0,3% dan ditutup di angka 12.555,99 poin.

Selanjutnya: Investasi IKN Masih Jauh dari Target Rp 100 Triliun, Jokowi: Memang Harus Diseleksi

Menarik Dibaca: Inilah Makanan Pencegah Kanker Usus Besar yang Dapat Anda Konsumsi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto