KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Australia turun dalam ke level hampir tiga bulan pada Rabu (19/5), mengikuti jejak Wall Street semalam. Terseret penurunan saham bank dan pertambangan.

Melansir Reuters pukul 08.26 WIB, indeks S & P / ASX 200 turun 1,7% menjadi 6.943.9 pada 0037 GMT, menghentikan kenaikan beruntun tiga hari dan berada di jalur sesi terburuk sejak 26 Februari. Indeks acuan ini naik 0,6% pada hari Selasa.

Tiga indeks acuan Wall Street jatuh semalam, karena penurunan tajam pada saham telekomunikasi dan data perumahan yang lemah membayangi pendapatan ritel yang kuat.

Baca Juga: Dolar AS terluka Rabu (19/5) pagi, fokus pada notulensi The Fed dan inflasi

Investor sekarang menunggu notulensi dari pertemuan kebijakan Federal Reserve AS. Meningkatnya tekanan inflasi di Amerika Serikat telah memicu spekulasi investor bahwa Fed kemungkinan dapat menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diantisipasi.

Ukuran sentimen konsumen Australia turun di bulan Mei untuk memecahkan rekor tiga bulan berturut-turut, dengan ukuran keuangan keluarga dibandingkan dengan tahun lalu turun 5,4%.

Di antara sektor-sektor, saham tambang turun sebanyak 2,8%, bahkan saat kontrak berjangka besi China naik semalam.

Saham Rio Tinto Ltd turun 3% dan perusahaan sejenis BHP Ltd turun 2,5%.

Sektor keuangan kelas berat mengamati sesi terburuknya dalam seminggu, dengan semua bank "Empat Besar" diperdagangkan di zona merah.

Saham energi adalah pecundang terbesar pada indeks acuan, menghentikan reli empat sesi, karena harga minyak turun semalam.

Saham Woodside Petroleum Ltd turun 1,6% dan Santos Ltd turun sebanyak 2,9%.

Baca Juga: Jelang pembukaan bursa, ini rekomendasi 4 saham pilihan untuk trading hari Rabu 19/5

Saham emas juga mengalami penurunan, dengan sektor kelas berat Newcrest Mining Ltd berada di jalur untuk mencatat hari terburuknya dalam hampir tiga minggu.

Indeks acuan S & P / NZX 50 Selandia Baru turun 0,7% menjadi 12.336,09.

Investor menunggu anggaran negara pada hari Kamis, di mana pemerintah diperkirakan akan mengungkap defisit yang lebih kecil dan prospek ekonomi yang lebih optimisme.

Selanjutnya: Dolar AS terluka Rabu (19/5) pagi, fokus pada notulensi The Fed dan inflasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto