KONTAN.CO.ID - Bursa saham Australia ditutup melemah tajam pada Selasa (22/10), akibat sentimen global yang lemah dan penurunan harga komoditas yang memicu aksi jual besar-besaran. Namun, saham WiseTech Global berhasil berbalik arah dan menguat setelah gugatan terhadap CEO-nya diselesaikan. Indeks S&P/ASX 200 turun 1,7% ke 8.205,7 poin, mencatat sesi terburuk sejak 4 September, saat indeks anjlok 1,9% akibat data ekonomi yang kuat memudarkan harapan pemotongan suku bunga.
"ASX bereaksi terhadap penurunan tajam di indeks Dow Jones," kata Tim Waterer, kepala analis pasar di KCM Trade.
Baca Juga: Bursa Saham Global Merosot, Imbal Hasil Naik di Tengah Ekspektasi Suku Bunga Tinggi "Investor sedikit terkejut oleh kenaikan imbal hasil obligasi, terutama obligasi 10-tahun, yang menyebabkan beberapa risiko diambil dari pasar." Indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 ditutup melemah pada Senin (21/10) setelah imbal hasil obligasi AS melonjak. Sementara investor yang waspada terhadap valuasi tinggi menunggu laporan pendapatan dari perusahaan-perusahaan besar. Imbal hasil obligasi AS tenor 10-tahun mencapai level tertinggi dalam 12 minggu. Saham Asia juga melemah pada Selasa. Sementara dolar AS bertahan di puncak tertinggi beberapa bulan karena penjualan besar-besaran di obligasi dan lonjakan harga emas menunjukkan investor sedang bersiap menghadapi ketidakpastian menjelang pemilihan presiden AS.
Baca Juga: Bursa Asia Mayoritas Melemah di Pagi Ini (22/10), Terseret Wall Street Di Australia, saham sektor keuangan merosot 1,9%, dengan dua bank terbesar, Commonwealth Bank of Australia dan National Australia Bank, masing-masing turun 2,2% dan 2,1%. Saham teknologi juga turun 0,4%. Namun, saham WiseTech Global naik 2,8% setelah dokumen pengadilan menunjukkan gugatan kontroversial terhadap CEO perusahaan perangkat lunak logistik ini telah diselesaikan. Sebelumnya, saham WiseTech sempat turun hingga 3,2% di awal sesi. Saham sektor pertambangan turun 1,2% seiring dengan penurunan harga bijih besi karena permintaan baja dari konsumen terbesar, China, menunjukkan tanda-tanda melemah.
Baca Juga: Wall Street: Dow, S&P Ditutup Melemah Terseret Imbal Hasil US Treasury yang Melonjak Indeks energi turun 1,5%, mengikuti penurunan harga minyak. Saham perusahaan infrastruktur energi, Viva Energy, anjlok 6,7% setelah melaporkan penurunan penjualan dan kenaikan biaya. Saham grosir Metcash juga turun 6,2% setelah analis Goldman Sachs menurunkan rekomendasi saham tersebut karena kekhawatiran persaingan. Di Selandia Baru, indeks acuan S&P/NZX 50 turun 0,9% menjadi 12.813,15 poin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto