Bursa bergairah, ini daftar 10 saham LQ45 dengan PER terkecil (23 Mei 2018)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rabu kemarin (23/5) perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) diwarnai keceriaan. Langsung melesat ke atas sejak awal perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir positif. Naik 40,88 poin (0,71%) IHSG ditutup pada angka 5.792,00

LQ45, indeks saham di BEI yang beranggotakan 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, seperti biasa bergerak seirama. Naik 10,84 poin menuju 922,68; indeks LQ45 hinggap 1,19% lebih tinggi daripada sehari sebelumnya.

Namun demikian, kenaikan dua indeks utama di BEI itu tidak mengubah komposisi daftar 10 saham LQ45 dengan pice earning ratio (PER) terkecil. Hanay urutan mereka saja yang sedikit yang sedikit berubah. 


RTI mencatat Bumi Resources Tbk (BUMI), AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menempati tiga pertama saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan. PER masing-masing 3,34 kali, 4,92 kali, dan 5 kali. Posisi selanjutnya masih diisi oleh WSKTINDY, BSDE, SRIL, PTBABBNI, dan PGAS. Saham AKRA bergeser ke urutan kedua dari semula di urutan keempat, bertukar tempat dengan Waskita Karya Tbk (WSKT). 

Sayangnya, kenaikan lumayan IHSG kemarin hanya mampu mendorong naik enam dari 10 saham penghuni LQ45 dengan PER terkecil. Saham-saham yang cukup beruntung itu adalah BUMI, WSKT, WSBP, BSDE, SRIL, BBNI, dan PGAS.

Sebaliknya, saham yang turun harga malah lebih banyak, yaitu AKRA, Indika Energy Tbk (INDY), Bukit Asam Tbk (PTBA), dan Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Kali ini tak ada saham yang tidak berubah harga penutupannya dibanding sehari sebelumnya. 

Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama belum terjadi perubahan laba bersih per saham.

Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana