SHANGHAI. Bursa China melorot dalam pada transaksi hari ini (13/8). Pada penutupan pasar sore ini, Shanghai Composite Index China anjlok 1,5% menjadi 2.136,08. Ini merupakan penurunan paling dalam sejak 16 Juli lalu. Selain itu, CSI 300 Index turun 2% menjadi 2.351,93. Sedangkan indeks Hang Seng China Enterprises Index yang diperdagangkan di Hong Kong turun 0,8%. Penurunan indeks acuan di Negeri Panda tersebut dipengaruhi oleh aksi jual saham-saham berkapitalisasi besar. Sebut saja Anhui Conch Cement Co yang melorot 4,3% menjadi 14,40 yuan, Sany Heavy Industry Co yang anjlok 3,3% menjadi 11,55 yuan, dan Poly Real Estate Group Co yang merosot lebih dari 4%. Adapun sentimen negatif yang mempengaruhi bursa China antara lain ramalan Bank of America yang memangkas pertumbuhan ekonomi China. Selain itu, beredar spekulasi bahwa pemerintah China tidak akan melonggarkan kebijakan moneternya seiring reboundnya harga properti. "Rasa kepercayaan investor sangat lemah di pasar. Dengan data ekonomi yang buruk pada pekan lalu disertai dengan kinerja yang negatif, pasar terus dilanda aksi jual. Investor juga kecewa karena tidak ada stimulus yang digelontorkan pemerintah," urai Xu Shengjun, analis Jianghai Securities Co di Shanghai. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bursa China catat penurunan terbesar dalam sebulan
SHANGHAI. Bursa China melorot dalam pada transaksi hari ini (13/8). Pada penutupan pasar sore ini, Shanghai Composite Index China anjlok 1,5% menjadi 2.136,08. Ini merupakan penurunan paling dalam sejak 16 Juli lalu. Selain itu, CSI 300 Index turun 2% menjadi 2.351,93. Sedangkan indeks Hang Seng China Enterprises Index yang diperdagangkan di Hong Kong turun 0,8%. Penurunan indeks acuan di Negeri Panda tersebut dipengaruhi oleh aksi jual saham-saham berkapitalisasi besar. Sebut saja Anhui Conch Cement Co yang melorot 4,3% menjadi 14,40 yuan, Sany Heavy Industry Co yang anjlok 3,3% menjadi 11,55 yuan, dan Poly Real Estate Group Co yang merosot lebih dari 4%. Adapun sentimen negatif yang mempengaruhi bursa China antara lain ramalan Bank of America yang memangkas pertumbuhan ekonomi China. Selain itu, beredar spekulasi bahwa pemerintah China tidak akan melonggarkan kebijakan moneternya seiring reboundnya harga properti. "Rasa kepercayaan investor sangat lemah di pasar. Dengan data ekonomi yang buruk pada pekan lalu disertai dengan kinerja yang negatif, pasar terus dilanda aksi jual. Investor juga kecewa karena tidak ada stimulus yang digelontorkan pemerintah," urai Xu Shengjun, analis Jianghai Securities Co di Shanghai. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News