Bursa China Ditutup Menguat Senin (21/10), Berkat Kenaikan Saham Teknologi



KONTAN.CO.ID - Bursa saham China ditutup sedikit lebih tinggi pada Senin (21/10), dipimpin oleh kenaikan saham teknologi setelah Beijing mengumumkan langkah-langkah baru untuk mendukung perusahaan teknologi inovatif, serta penurunan suku bunga acuan.

Indeks CSI300 yang berisikan saham blue-chip naik 0,3%. Sementara Indeks Shanghai Composite naik 0,2%. Di sisi lain, indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,6%.

Saham teknologi memimpin kenaikan di pasar China, dengan sektor teknologi informasi naik hingga 6,5%.


Baca Juga: Bursa Jepang Senin (21/10): Indeks Nikkei Melemah karena Kehati-hatian Jelang Pemilu

Indeks STAR50 yang berfokus pada teknologi melonjak hingga 8,7%. Raksasa semikonduktor China, SMIC, ditutup naik 8,1%.

Indeks Beijing Stock Exchange 50 melonjak 16% ke rekor tertinggi setelah bursa tersebut pada hari Minggu menyatakan akan membantu perusahaan teknologi kecil dan menengah dengan pelatihan dan akses ke pendanaan agar mereka bisa terdaftar di bursa.

Sentimen pasar juga didukung oleh pernyataan Presiden China Xi Jinping yang mendukung ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan ekonomi.

Dalam berita kebijakan, China memangkas suku bunga pinjaman utama satu tahun dan lima tahun (LPR) masing-masing sebesar 25 basis poin pada pengumuman bulanan Senin ini.

Baca Juga: Bursa Australia Ditutup Mendekati Rekor pada Senin (21/10)

Meskipun langkah ini diantisipasi, pasar sebelumnya memperkirakan pemotongan sebesar 20 basis poin.

Namun, saham teknologi dan kendaraan listrik (EV) yang diperdagangkan di Hong Kong menekan indeks Hang Seng, dengan produsen EV NIO turun 6,1%.

Lebih dari 20 perusahaan China yang terdaftar telah mengumumkan rencana untuk memanfaatkan pinjaman khusus dari bank sentral guna pembelian saham, menurut laporan bursa, beberapa hari setelah Bank Rakyat China (PBOC) meluncurkan skema pendanaan senilai $42 miliar.

Saham China turun sekitar 11% dari puncaknya pada 8 Oktober setelah beberapa pekan penuh gejolak, di mana kehati-hatian investor menghapus sebagian besar keuntungan besar pada akhir September yang dipicu oleh langkah-langkah stimulus dari Beijing.

Baca Juga: Bursa Asia Dibuka Bervariasi di Pagi Ini (21/10), Pasar Menanti Kebijakan PBOC

"Secara umum, investor setuju bahwa baik pasar saham A China maupun pasar saham Hong Kong telah memasuki fase volatilitas... meskipun kebijakan moneter melonggar, mereka tetap berhati-hati menjelang pemilu AS dan cenderung menunggu hingga sesi Kongres Rakyat Nasional pertengahan November," kata analis UBS dalam sebuah catatan kepada investor.

Bank investasi tersebut meningkatkan perkiraan pertumbuhan PDB China untuk tahun 2024 dan 2025 masing-masing menjadi 4,8% dan 4,5% pada hari Jumat, setelah laporan PDB kuartal ketiga yang lebih baik dari perkiraan serta pengumuman kebijakan terbaru.

Selanjutnya: Nasib Pembentukan Badan Penerimaan Pajak Setelah Sri Mulyani Kembali Jadi Menkeu

Menarik Dibaca: Rasio Penahanan Kapal Meningkat, Inspeksi Port State Control Ditingkatkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto