KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa
crude palm oil (CPO) akan segera meluncur pada Jumat (13/11). Dengan kehadirannya, diharapkan dapat mereformasi perdagangan CPO di Indonesia. Dengan meluncurnya Bursa CPO, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) yang perusahaan minyak sawit dan karet, akan terus mengikuti perkembangan dan aturan terkait bursa CPO, dalam rangka mengidentifikasi indeks harga CPO Indonesia Adapun saat ini, TAPG bukan merupakan eksportir CPO. Lantaran, TAPG hanya menjual CPO kepada pada pembeli dalam negeri, yang sebenarnya tidak menutup kemungkinan juga merupakan eksportir
“Meskipun TAPG bukan eksportir, namun jika dibutuhkan maka TAPG juga akan mendaftar pada Bursa CPO.” kata Corporate Secretary TAPG Joni Tjeng.
Baca Juga: Hingga September 2023, Triputra Agro Persada (TAPG) Produksi 720 Ribu Ton CPO Adapun peluncuran bursa CPO ini bertujuan untuk mengidentifikasi harga CPO Indonesia dan segala proses bisnisnya akan mengikuti
best practice bursa yang sudah berjalan dengan baik hingga saat ini. Melalui ini emiten sawit diharapkan tidak mengalami kendala saat bertransaksi dan dapat meningkatkan performa ekspor pada pelabuhan-pelabuhan yang telah ditunjuk di Indonesia. Sebelumnya, Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Olvy Andrianita kehadiran bursa CPO dapat membuat data CPO di Indonesia bisa lebih transparan dan akuntable. Sehingga hal tersebut bisa mendorong perbaikan harga tandan buah segar (TBS) di hulu, serta pendapatan pajak negara dari hilir dapat maksimal.
Untuk tahap awal, mengacu pada ketentuan Perba No 7 Tahun 2023, Bappebti tidak mengharuskan perusahaan masuk bursa CPO alias bersifat
voluntary. Namun, Olvy menyebut pihaknya akan terus mendorong supaya pelaku usaha CPO dapat bertransaksi di bursa berjangka Indonesia sehingga tujuan pembentukan bursa CPO dapat tercapai. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari