KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski masih miskin regulasi, tren pasar aset digital atau lebih dikenal cryptocurrency di Indonesia kian bertumbuh. Hal ini antara lain ditandai dengan muncul berbagai exchange atau perusahaan yang menjadi perantara jual beli kripto. Awal Agustus nanti Tokocrypto, sebuah exchange lokal berbasis di Jakarta resmi diluncurkan. Exchange ini sudah soft launching pada Mei lalu dan menjual dua jenis kripto yaitu Bitcoin dan Ethereum. “Nanti kita launching resmi awal Agustus. Jumlah user kita mulai dari Mei sampai sekarang itu lebih dari 10.000 dan itu kita belum marketing sama sekali. Kita harapakan setelah launching nanti, setelah Agustus user kita bisa berlipat-lipat,” ujar Teguh Kurniawan Harmanda, Chief Community Officer (CCO) Tokocrypto kepada Kontan.co.id.
Selain Tokocrypto, exchange lokal yang sudah lebih dulu eksis adalah Indodax, Triv dan Rekeningku.com. Indodax yang beroperasi sejak 2014 dengan nama Bitcoin Indonesia memiliki user atau pengguna sebanyak 1.337.839. Sedangkan Triv, menurut Gabriel Rey selaku CEO Triv memiliki user sebanyak 200.000 orang. Rekeningku.com yang beroperasi sejak 2017 memiliki jumlah pengguna 120.000 orang dan ditargetkan mencapai 250.000 pada akhir tahun ini. Bursa asing Selain, exchange lokal, perusahaan exchange dari luar pun mulai masuk ke Indonesia. Coinone, exchange terbesar ketiga di Korea Selatan, mulai beroperasi di Indonesia pada Juli ini dengan nama Coinone Indonesia. Exchange luar yang sudah lebih dulu masuk ke Indonesia adalah Luno yang dulunya bernama BitX. Exchange berkantor pusat di London ini masuk ke Indonesia tahun 2015 dan resmi beroperasi tahun 2016. Luno menjual Bitcoin dan Ethereum. Claristy, Country Analyst Luno mengatakan saat ini jumlah user Luno di Indonesia mencapai sekitar 300.000 pengguna. Setiap hari, menurutnya ada perputaran sekitar 500 kripto di platform Luno, baik Bitcoin maupun Ethereum. “Kami exchanger terbesar kedua setelah Indodax,” ujarnya kepada Kontan.co.id. Terbaru, exchange luar yang melirik pasar Indonesia adalah Huobi Pro. Exchange dengan volume transaksi terbesasar ketiga di dunia ini pada Jumat (6/7) lalu, menggelar
meet up dengan investor kripto di Indonesia di sebuah hotel di Jakarta. Tyler Wu, Managing Director Huobi Pro mengatakan mereka beroperasi secara global dan telah menjangkau 130 negara dengan nilai transaksi akumulatif per April lalu mencapai US$ 1 triliun. “Kami saat ini sedang melakukan studi kelayakan karena kami percaya bahwa Indonesia jelas merupakan pasar yang besar yang kami inginkan untuk berpartisipasi dengan jumlah penduduknya yang dinamis dan adaptif terhadap perkembangan teknologi,” ujar Tyler kepada Kontan.co.id. Terkait banyaknya exchange luar yang masuk ke Indonesia, Tokocrypto menurut Teguh tidak khawatir. Malah menurutnya, hal itu akan membuat pasar kripto di Indonesia semakin bergairah dengan banyaknya pilihan pasar (exchange). “Karena tujuan dari Tokocrypto sendiri bukan hanya semata-mata agar orang membeli cryptocurrency di kita, tetapi ada sisi lain bahwa kita ingin mengedukasi pasar bahwa sebenarnya di isntrumen ekonomi maupun investasi, itu tidak hanya ada saham, asuransi, deposito, tetapi ada yang namanya investasi di digital aset,” ujarnya. Teguh mengatakan Tokocrypto ingin agar setiap orang Indonesia memiliki kripto. Karena itu, minimal transaksi di Tokocrypto adalah Rp 50.000. Jadi, dengan uang sebesar itu, orang sudah bisa beli Bitcoin atau Ethereum. “Misi kita adalah
everyone can have crypto. Karena itu di Tokocrypto, orang punya uang Rp 50.000 bisa punya bitcoin,” ujarnya. Sumardi, CEO Rekeningku.com mengatakan kehadiran berbagai macam exchange baik lokal maupun dari luar akan membuat pasar kripto di Indonesia makin dinamis. “Dengan semakin banyaknya kompetitior, pilihan masyarakat jadi jauh lebih banyak, tidak dimonopoli satu orang,” ujarnya. Rekeningku.com sendiri memberikan keringanan biaya transaksi kepada pengguna yaitu diskon 65% untuk biaya transaksi. Syaratnya, pengguna memiliki Ana Coin yaitu token yang dirilis Rekeningku.com sendiri. Selain diskon, Rekeningku.com juga akan terus menambah daftar kripto yang dijual pada platoform mereka untuk memberikan banyak pilihan kepada pengguna. Saat ini sudah ada 9 kripto yang dijual di platform Rekeningku.com, termasuk Bitcoin dan Ethereum. Dalam waktu dekat, Rekeningku.com akan me-listing tiga kripto baru yaitu Zcash (ZEC), Ziliiqa (ZIL) dan 0X (ZRX). Sumardi mengatakan, pihaknya menargetkan tambahan 6-8 kripto hingga akhir tahun. “Kalau tidak ada halangan mungkin September-Oktober kita akan meluncurkan EOS dan Monero (XMR),” kata dia. Dengan penambahan kripto baru ini, nilai volume transaksi di platform Rekeningku.com ditargetkan mencapai Rp 700 miliar hingga Rp 800 miliar per bulan di akhir tahun ini. Rekeningku.com mengungkapkan, saat ini volume transaksi mencapai Rp 300 miliar-Rp 360 miliar per bulan. Mencegah Aset Hilang Salah satu isu krusial dalam dunia kripto adalah keamanan dari serangan peretas. Sudah banyak kasus peretasan yang berujung pada pembobolan aset nasabah yang ada di exchange. Pada Juni lalu, misalnya Coinrail, exchange kripto di Korea Selatan dibobol peretas yang menyebabkan aset kripto senilai sekitar US$ 40 juta hilang. Peristiwa serupa juga dialmi bursa kripto Coinchek pada awal tahun ini yang kehilangan kripto senilai US$ 400 setelah diretas. Teguh Harmanda mengatakan risko peretasan selalu ada. Bahkan menurutnya hampir 50% exchange di dunia sudah mengalami percobaan peretasan. Karena itu, berbagai cara dilakuakan perusahaan exchange untuk menjaga aset nasabah mereka. Selain dengan meningkatkan sistem keamanan, exchange menurut dia pada umumnya juga menyimpan aset kripto dalam dua tempat penyimpanan, yaitu hot wallet dan cold wallet. Hot wallet adalah tempat penyimpanan yang terkoneksi dengan internet, sebaliknya cold wallet adalah tempat penyimpanan yang tidak terkoneksi dengan internet atau offline. Tokocrypto sendiri, menurut Teguh sudah menerapkan dua sistem penyimpanan tersebut untuk menjaga agar aset nasabah tetap aman bila terjadi peretasan. “Walau sudah menjaga sedemikian rupa agar tidak diretas, kami juga menjaga lagi dengan cara sebagian aset itu kita pindahkan ke cold wallet yang tidak terkoneksi dengan internet,” ujarnya. Teguh mengatakan komposisi aset yang disimpan pada hot wallet dan cold wallet tergantung pada volume transaksi. Bila volume transaksinya besar, bisanya mereka menyimpan aset lebih banyak di hot wallet untuk menjaga agar user atau nasabah tetap bisa melakukan transaksi secara real time. “Komposisi normalnya tidak bisa saya pastikan, cuam secara garis besar 30:70. Jadi, 70% disimpan di cold wallet dan 30% stanby di hot wallet,” ujarnya. Robby, Direktur Rekeningku.com mengatakan pihaknya juga memiliki dua sistem penyimpanan aset nasabah yaitu hot wallet dan cold wallet. “Rekeningku.com selain menyiapkan di cold storage juga menyiapkan hot storage untuk menjaga keamanan aset customer,” ujar Robby.
Huobi sendiri menyiampakan beberapa jaring pengaman bila terjadi peristiwa luar biasa yang menyebabkan aset nasabah hilang. “Huobi.Pro berdedikasi dan berkomitmen melindungi aset pengguna terhadap ancaman pihak ketiga. Saat ini ada beberapa jaring pengaman untuk melindungi aset yang disimpan di platform Huobi,” ujar Tyler. Jaring pengaman pertama yang disedikan Huobi adalah Huobi Security Reserve yaitu aset cadangan yang disedikan untuk mem-back up aset pengguna dari serangan yang ekstrem seperti peretasan. Aset cadaangan ini berupa 20.00 Bitcoin yang pada 30 Juni lalu nilainya mencapai US$ 127,6 juta. Untuk setiap kerugian yang diakibatkan oleh pelanggaran keamanan, kecuali untuk kerugian yang disebabkan oleh pengguna, Huboi.Pro akan memberikan kompensasi penuh. Huobi.Pro yang memiliki jaringan pengamanan yang diberi nama Huobi User Protection Fund. Sebanyak 20% pendapatan Huobi dialokasikan untuk membeli kembali Huobi Token (HTs) di pasar. HTs yang dibeli kembali akan digunakan untuk melindungi kepentingan pengguna dan mengkompensasi kerugian mereka dalam kasus-kasus darurat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia