Bursa Dirut Telkom diramaikan calon dari luar



JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) bakal memiliki nakhoda baru. Hari ini (19/12), operator telekomunikasi pelat merah tersebut akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Agendanya adalah menetapkan pengganti Direktur Utama Arief Yahya, yang belum lama ini ditunjuk Presiden Joko Widodo menjabat sebagai Menteri Pariwisata.

Beberapa nama calon pengganti Arief santer beredar. Berdasarkan informasi beberapa sumber KONTAN, ada beberapa nama yang muncul sebagai kandidat orang nomor satu di Telkom. Mereka adalah Rizkan Chandra, Direktur TLKM, dua orang di luar Grup Telkom adalah yakni Emirsyah Satar, mantan Direktur Utama Garuda Indonesia dan Pahala Nugraha Mansury, Direktur Bank Mandiri. Konon Wakil Presiden Jusuf Kalla menyodorkan nama Pahala.

Nama lain yang masuk bursa kandidat adalah  Alex Janangkih Sinaga, Direktur Utama Telkomsel dan Indra Utoyo yang kini menjabat Pelaksana Tugas Dirut Telkom. Dua mantan Dirut Telkomsel: Sarwoto Atmosutarno, yang pernah menjadi caleg Partai Nasdem, dan Kiskenda Suriahardja, turut meramaikan persaingan.


Menanggapi hal ini, Rizkan enggan berkomentar. "Saya tidak tahu, besok (hari ini) keputusannya. Ditunggu saja," ujar dia ketika dikonfirmasi KONTAN, kemarin.

Dirut baru TLKM punya segudang pekerjaan rumah. Misalnya, menggerakkan inovasi dan mempercepat pertumbuhan kinerja TLKM.

Pasar saham juga punya harapan besar terhadap dirut baru Telkom. Analis MNC Securities Reza Nugraha menilai, beberapa nama kandidat Dirut TLKM memang sudah cukup mumpuni di bidang telekomunikasi.

Dia meragukan jika Dirut TLKM dipilih dari luar industri ini. "Harapannya betul-betul profesional di industri telekomunikasi," ujar Reza.

Pengamat pasar modal Hans Kwee menilai, industri telekomunikasi amat menantang. Perang tarif dan layanan data amat sengit dan menggerus margin TLKM.

Itu sebabnya, Hans menyatakan, dirut baru harus bisa memperbaiki fundamental TLKM dengan melakukan diversifikasi bisnis. Yang terpenting, menurut Hans, dirut baru mampu membaca arah industri, apalagi teknologi berubah dengan cepat. "Jika yang terpilih memang yang profesional di industri ini cukup bagus," kata dia.

Dari kepemimpinan sebelumnya, banyak ekspansi TLKM yang tertunda. Misalnya tukar guling saham anak usahanya, Mitratel dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Ekspansi internasional TLKM juga belum maksimal.

Isu penggantian direksi dinilai tak terlalu mempengaruhi TLKM. Reza masih merekomendasikan buy dengan target Rp 3.400 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia