Bursa Hong Kong Jatuh ke Level Terendah 3 Minggu pada Senin (11/11)



KONTAN.CO.ID - Bursa saham Hong Kong merosot ke level terendah dalam tiga minggu pada Senin (11/11), menyusul paket bantuan utang lokal dari pemerintah China yang mengecewakan ekspektasi investor akan dukungan ekonomi yang lebih signifikan.

Sementara itu, reli pada saham semikonduktor membantu pasar saham di China bergerak lebih tinggi.

Indeks CSI300 dan Indeks Shanghai Composite ditutup naik masing-masing sebesar 0,6% dan 0,5%, dipimpin oleh lonjakan 6,8% pada saham-saham semikonduktor.


Baca Juga: Harga Logam Dasar di Shanghai Turun Senin (11/11), Stimulus China Kurang Memuaskan

Indeks acuan Hang Seng di Hong Kong jatuh ke level terendah sejak 18 Oktober sebelum menutup perdagangan sekitar 1,5% lebih rendah.

Kenaikan saham semikonduktor terjadi setelah Reuters melaporkan bahwa Amerika Serikat telah memerintahkan raksasa pembuat chip, TSMC, untuk menghentikan pengiriman chip canggih kepada pelanggan di China.

Investor memprediksi bahwa ini akan mendorong pemerintah untuk mendukung industri dalam negeri China, yang menyebabkan saham Semiconductor Manufacturing International Corp melonjak 4,7% ke rekor tertinggi.

Indeks CSI Semikonduktor mencapai level tertinggi dalam tiga tahun, sementara saham sektor teknologi informasi melonjak 4,8% ke level tertinggi dalam dua setengah tahun.

Investor berpendapat bahwa terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS dapat menguntungkan sektor-sektor strategis di China karena bisa mendorong dukungan negara, dan mengatakan bahwa China lebih siap menghadapi ketegangan perdagangan daripada pada tahun 2016.

Baca Juga: Indeks Nikkei Jepang Ditutup Sedikit Lebih Tinggi pada Senin (11/11)

Stimulus yang Mengecewakan

Suasana di Hong Kong secara keseluruhan tampak suram. Paket utang senilai 10 triliun yuan ($1,4 triliun) yang diumumkan setelah pasar tutup pada Jumat (8/11) berjanji untuk meredakan tekanan pembiayaan pemerintah daerah dan menstabilkan pertumbuhan ekonomi yang lesu.

Namun, paket ini tidak mencakup stimulus langsung atau pengeluaran yang ditujukan bagi konsumen, yang telah ditunggu-tunggu oleh investor sejak otoritas China meningkatkan janji mereka pada akhir September untuk memperbaiki kondisi ekonomi.

"Saya pikir pasar perlahan mulai terbiasa dengan kenyataan bahwa ini bukanlah tentang konsumsi," kata Sat Duhra, seorang manajer portofolio di Janus Henderson, Singapura.

Baca Juga: Bursa Saham Australia Mengakhiri Tren Kenaikan 3 Sesi Berturut-turut Senin (11/11)

Penurunan di Hong Kong ini tidak separah penjualan saham perusahaan China yang terdaftar di AS pada Jumat.

Namun, Hang Seng saat ini diperdagangkan sekitar 12% di bawah puncaknya pada awal Oktober, dan Indeks Komposit Shanghai sekitar 6% di bawah puncaknya pada Oktober.

Analis mengatakan China perlu berbuat lebih banyak untuk mencapai target pertumbuhan produk domestik bruto sekitar 5% yang ditetapkan oleh kepemimpinan Komunis, mengingat ekonomi terbesar kedua di dunia ini sedang menghadapi penurunan pasar properti dan lemahnya kepercayaan publik.

Data akhir pekan menunjukkan harga konsumen di China naik dengan laju paling lambat dalam empat bulan pada Oktober, sementara deflasi harga produsen semakin dalam.

Indeks CSI sektor kebutuhan pokok konsumen turun 0,8% pada Senin. Sementara saham perusahaan kebutuhan pokok yang terdaftar di Hong Kong turun 2,2%.

Baca Juga: Bursa Asia Merosot pada Perdagangan Senin (11/11), Bitcoin Perpanjang Rekor

"Pemimpin China melihat kebutuhan stimulus yang lebih sedikit dibandingkan dengan kebanyakan pengamat," kata Mark Williams, kepala ekonom Asia di Capital Economics.

"Prioritas mereka sepertinya lebih kepada masalah struktural."

Saham energi dan properti China masing-masing turun 1,7% dan 2,4%, dengan sektor properti melepas keuntungan yang diperoleh baru-baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto