Bursa Jeblok, Perusahaan Ramai-Ramai Tunda IPO



JAKARTA. Indeks hari ini kembali tenggelam 3,76% menjadi 1.885,04, terendah sepanjang tahun ini. Karena tajamnya penurunan itu, kata Vincent M. Widjaja, sejumlah perusahaan terpaksa menunda rencana Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. "Jika valuasi rendah buat apa memaksakan go public sekarang," kata President Direktur Makinta Securities itu.

Saat ini Makinta tengah menangani IPO empat perusahaan, yakni PT Adirasa Selaras Abadi, PT Murinda, PT Sarana Central Bajatama, dan PT Megapolitan Developments. Tadinya mereka menargetkan bisa mencatatkan diri di papan bursa pada semester dua tahun ini.

PT Adirasa Selaras Abadi, misalnya, kembali menunda IPO yang tadinya akan berlangsung Juni 2008. Penundaan ini adalah yang kedua kalinya. Sebelumnya, produsen roti Daily Bread itu pun telah membatalkan IPO-nya di Bulan Maret 2008. Presiden Direktur Adirasa, Eddy Sutanto, menyatakan telah mengajukan proposal IPO berdasarkan kinerja akhir 2007 ke Bapepam pada Juni lalu.


Meski mundur, Adirasa tak mengubah komposisi saham yang akan dilepas. Artinya, Adirasa tetap akan melepas 30% modal disetornya kepada publik. Target dana yang ingin diraup berkisar antara Rp 40 miliar sampai Rp 60 miliar.

Sementara PT Murinda berencana melepas 30% sahamnya untuk meraup Rp 150 miliar kepada publik pada September ini. Rencananya perusahaan kontraktor bangunan ini akan menggunakan laporan keuangan kuartal satu 2008. Sedangkan perusahaan baja PT Sarana Central Bajatama berniat melego 30% saham dengan target Rp 130 miliar. Tapi perusahaan terpaksa menunda IPO dari Desember tahun ini hingga semester satu 2009.

Selain itu ada juga PT Megapolitan Development Tbk yang berniat melepas 30% saham senilai Rp 400 miliar pada Desember ini. "Perusahaan properti ini baru akan menggelar IPO awal 2009." kata Vincent.

Perusahaan publik lain yang menunda IPO adalah PT Nirwana Kharisma. Presiden Direktur Nirwana Kharisma, Suyono Wijaya Tjandra, menegaskan tak akan ngotot menggelar IPO jika kondisi bursa masih buruk. Pada awalnya, Nirwana berencana menggelar IPO pada semester satu lalu.

Direktur Bursa Efek Indonesia, Erry Firmansyah menyatakan belum berencana merevisi target perusahaan yang akan listing tahun ini. "Dari target semula yang 30 perusahaan, 18 di antaranya sudah listing," ujarnya. Ia setuju kondisi bursa sedang lesu sehingga perusahaan berpikir ini bukan saat yang tepat untuk masuk. "Tapi sampai hari ini belum ada perusahaan yang melapor akan menunda IPO hingga tahun depan," paparnya. Andaikan saja memang ada perusahaan yang menunda, Erry tak segan merevisi target itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test