TOKYO. Sebagian besar saham yang diperdagangkan di bursa Jepang ditutup di zona merah. Dalam setiap dua saham yang turun, terdapat satu saham yang naik. Meski demikian, indeks acuan saham Negeri Sakura itu berhasil mempertahankan posisi di zona hijau. Pada penutupan pasar pukul 15.00 di Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik tipis kurang dari 0,1% menjadi 8.680.57. Sedangkan indeks Topix naik 0,1% menjadi 719. Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi langkah bursa Jepang. Beberapa di antaranya yaitu Daikin Industries Ltd yang turun 1,8%, Makita Corp naik 0,8%, Yamaha Motor Co naik 3%.Pergerakan flat bursa Jepang dipengaruhi oleh langkah Goldman Sachs Inc yang memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi China di tengah spekulasi pelaku pasar mengenai pembelian obligasi Bank Sentral Eropa. "Rencana pembelian obligasi sepertinya cukup konstruktif bagi pasar. Namun belum ada kejelasan apakah aksi tersebut akan menyebabkan perubahan signifikan bagi perekonomian riil," jelas Stephen Roach, Yale University professor dan mantan non-executive chairman Morgan Stanley di Asia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bursa Jepang hanya mampu naik tipis sore ini
TOKYO. Sebagian besar saham yang diperdagangkan di bursa Jepang ditutup di zona merah. Dalam setiap dua saham yang turun, terdapat satu saham yang naik. Meski demikian, indeks acuan saham Negeri Sakura itu berhasil mempertahankan posisi di zona hijau. Pada penutupan pasar pukul 15.00 di Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik tipis kurang dari 0,1% menjadi 8.680.57. Sedangkan indeks Topix naik 0,1% menjadi 719. Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi langkah bursa Jepang. Beberapa di antaranya yaitu Daikin Industries Ltd yang turun 1,8%, Makita Corp naik 0,8%, Yamaha Motor Co naik 3%.Pergerakan flat bursa Jepang dipengaruhi oleh langkah Goldman Sachs Inc yang memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi China di tengah spekulasi pelaku pasar mengenai pembelian obligasi Bank Sentral Eropa. "Rencana pembelian obligasi sepertinya cukup konstruktif bagi pasar. Namun belum ada kejelasan apakah aksi tersebut akan menyebabkan perubahan signifikan bagi perekonomian riil," jelas Stephen Roach, Yale University professor dan mantan non-executive chairman Morgan Stanley di Asia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News