TOKYO. Bursa Asia dibuka melaju pada transaksi pagi ini (11/3). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.00 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,3%. Sementara itu, indeks Topix Jepang naik 0,5%. Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia tak banyak mengalami perubahan setelah kemarin turun 0,9%, indeks Kospi Korea Selatan naik kurang dari 0,1%, dan NZX 50 Selandia Baru turun 0,4%. Kenaikan bursa Asia dipimpin oleh lompatan bursa Tokyo sebelum Bank of Japan mengeluarkan kebijakan moneternya pada hari ini. Sejumlah ekonom memprediksi, Bank of Japan tidak akan mengubah target berbasis moneter mereka. "Ada sejumlah investor yang mengambil posisi menjelang dirilisnya pernyataan BOJ," jelas Tobu Lawson, head of futures, options and cash equities trading for Asia Pacific Newedge Group SA di Sydney. Selain itu, dia menambahkan, investor juga harus memperhatikan data dari China. "Ada kecemasan bahwa China akan sulit mencapai target pertumbuhan sebesar 7,5% seiring turunnya tingkat ekspor dan melambatnya pertumbuhan kredit," paparnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bursa Jepang memimpin lompatan di kawasan Asia
TOKYO. Bursa Asia dibuka melaju pada transaksi pagi ini (11/3). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.00 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,3%. Sementara itu, indeks Topix Jepang naik 0,5%. Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia tak banyak mengalami perubahan setelah kemarin turun 0,9%, indeks Kospi Korea Selatan naik kurang dari 0,1%, dan NZX 50 Selandia Baru turun 0,4%. Kenaikan bursa Asia dipimpin oleh lompatan bursa Tokyo sebelum Bank of Japan mengeluarkan kebijakan moneternya pada hari ini. Sejumlah ekonom memprediksi, Bank of Japan tidak akan mengubah target berbasis moneter mereka. "Ada sejumlah investor yang mengambil posisi menjelang dirilisnya pernyataan BOJ," jelas Tobu Lawson, head of futures, options and cash equities trading for Asia Pacific Newedge Group SA di Sydney. Selain itu, dia menambahkan, investor juga harus memperhatikan data dari China. "Ada kecemasan bahwa China akan sulit mencapai target pertumbuhan sebesar 7,5% seiring turunnya tingkat ekspor dan melambatnya pertumbuhan kredit," paparnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News