TOKYO. Bursa saham Jepang turun mengikuti pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa akhir pekan, Jumat (11/12) lalu. Indeks Topix turun 1,8 % ke level 1.521,62 pada pukul 09:01 pagi waktu setempat, Senin (14/12) menuju penutupan terendahnya sejak 22 Oktober lalu seiring semua 33 kelompok industri mengalami penurunan. Indeks Nikkei 225 Stock Average melemah 1,7 % ke level 18.896,42. Saham AS dan Eropa merosot pada akhir perdagangan pekan lalu seiring meningkatnya harga minyak dan penurunan di pasar obligasi mendorong kekhawatiran investor menjelang pertemuan akhir Federal Reserve tahun 2015. Gelombang penghindaran resiko melanda pasar pada hari Jumat karena keputusan OPEC untuk membatasi output yang dapat mengirim harga minyak mentah ke level terendah sejak 2008 di London. Manajer investasi di AS mengalami pelemahan setelah dana reksadana tinggi yang dikelola oleh Third Avenue Manajemen yang membekukan pencairan. Mereka kemudian bergabung dengan Stone Lion Capital Partners, memicu kekhawatiran atas gejolak di pasar utang berisiko tinggi.
Bursa Jepang terjun mengawali pekan ini
TOKYO. Bursa saham Jepang turun mengikuti pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa akhir pekan, Jumat (11/12) lalu. Indeks Topix turun 1,8 % ke level 1.521,62 pada pukul 09:01 pagi waktu setempat, Senin (14/12) menuju penutupan terendahnya sejak 22 Oktober lalu seiring semua 33 kelompok industri mengalami penurunan. Indeks Nikkei 225 Stock Average melemah 1,7 % ke level 18.896,42. Saham AS dan Eropa merosot pada akhir perdagangan pekan lalu seiring meningkatnya harga minyak dan penurunan di pasar obligasi mendorong kekhawatiran investor menjelang pertemuan akhir Federal Reserve tahun 2015. Gelombang penghindaran resiko melanda pasar pada hari Jumat karena keputusan OPEC untuk membatasi output yang dapat mengirim harga minyak mentah ke level terendah sejak 2008 di London. Manajer investasi di AS mengalami pelemahan setelah dana reksadana tinggi yang dikelola oleh Third Avenue Manajemen yang membekukan pencairan. Mereka kemudian bergabung dengan Stone Lion Capital Partners, memicu kekhawatiran atas gejolak di pasar utang berisiko tinggi.