Bursa Kripto Batal Meluncur Akhir Maret, Wamendag: Jangan Tergesa-Gesa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa kripto Indonesia batal meluncur akhir Maret tahun ini. Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) merevisi mundur target peluncuran bursa kripto, dari akhir 2021 menjadi akhir Maret 2022.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan bursa kripto Indonesia akan segera dan secepat mungkin dalam pembuatannya karena kita ingin menyelesaikan semua urusan dengan teliti dan hati-hati.

"Kita melihat prosesnya panjang, ini bentuk komitmen kami kepada perlindungan konsumen jangan sampai ada kesan yang terburu-buru atau tergesa-gesa sehingga sampai ada proses yang kelewatan," ujar Jerry dalam acara Pengukuhan Organisasi Crypto Consumer Association (ICCA) dan Perkumpulan Konsultan Hukum Aset Kripto Indonesia (PKHAKI).


Jerry ingin semuanya terlaksana dengan baik, sehingga ketika bursa dibentuk semuanya sudah terpenuhi dengan baik dan perlindungan konsumen menjadi yang utama.

Baca Juga: Jumlah Pedagang Aset Kripto Terus Bertambah

Ia menyampaikan, per hari ini produk aset kripto sudah terdaftar di bappeti sekitar 229 token. "Masih ada kemungkinan bertambah dengan cara mendaftar dan mengikuti semua regulasi yang berlaku. kenapa hanya 229 itu adalah bukti bagi kita berhati-hati, kita kaga mau semua aset token kita terima," ucap Jerry.

Jerry tidak mau ketika orang membeli token, dan token tersebut tidak jelas atau abal-abal sehingga tidak mempunyai nilai dan menyebabkan orang rugi. "Paling penting adanya regulasi untuk mengatur sehingga ada produk hukum, sehingga akan membuat ekosistem yang lebih sehat untuk semua stakeholder dan akan lebih jelas dalam pencatatannya, " ujarnya.

Sebagai perbandingan, di World Wide di dunia ini ada sekitar 18.000 token, sedangkan di Indonesia yang diakui hanya 229 token. Artinya ini sangat selektif dan bentuk kehati-hatian dan komitmen pemerintah dalam penting perlindungan konsumen dengan menjaga keamanannya.

Jerry melihat aset kripto sangat potensial dan harus dikelola dengan baik sehingga membuat aset kripto berkembang. Transaksi aset kripto (cryptocurrency) sepanjang 2020 sekitar Rp 64.9 triliun, sedangkan tahun 2021 mencapai Rp 854 triliun. Sementara untuk hingga Februari 2020 sekitar Rp 83,8 triliun dengan jumlah pelanggan mencapai 12,4 juta orang.

Baca Juga: Biar Berkembang, Pasar Kripto Lokal Harus Serius dalam Menjalankan Proyek Kripto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat