Bursa kripto Korsel kena serangan hacker, investor kehilangan lebih dari US$ 30 juta



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pertukaran bitcoin asal Korea Selatan, Bithumb, kebobolan lebih dari US$ 30 juta akibat serangan cyber. Serangan terhadap Bithumb ini merupakan serangan kedua dalam dua minggu yang memukul mata uang kripto Korea Selatan.

Mengutip The Wall Street Journal, Rabu (20/6), total kerugian yang diderita Bithumb tercatat senilai US$ 31,56 juta dan menghentikan sementara penarikan dan penyimpanan layanan. Perusahaan ini mengatakan akan memberi kompensasi kepada pelanggan untuk semua aset yang hilang.

Bithumb pernah mendominasi perdagangan global dalam mata uang kripto. Pada masa booming mata uang kripto di Korea Selatan akhir tahun lalu, Bithumb sering mencapai nomor satu dalam hal volume perdagangan harian. Namun, sejak itu telah dilampaui oleh rival lokal Upbit, yang saat ini menjadi bursa utama perdagangan mata uang kripto di Korea Selatan.


"Kapan pun peretasan terjadi, itu buruk bagi industri secara keseluruhan. Tapi peretasan ini sering terjadi sehingga hampir sepertinya itu hanya bagian dari pasar akhir-akhir ini," kata Yo Kwon, kepala eksekutif Hosho Group, startup cybersecurity yang fokus pada blockchain, dilansir dari The Wall Street Journal, Rabu (20/6).

Harga bitcoin telah turun sekitar 2% segera setelah Bithumb mengungkapkan serangan cyber yang mengenainya dan baru-baru ini diperdagangkan sekitar US$ 6.600, menurut situs riset CoinDesk. Bitcoin telah kehilangan lebih dari setengah nilainya tahun ini dan diperdagangkan jauh di bawah titik tertinggi sepanjang masa hampir US$ 20.000 pada Desember. Terendah untuk tahun ini pada bulan Februari, hanya di bawah US$ 6.000.

Harga bitcoin jatuh awal bulan ini setelah bursa kripto Korea Selatan lain yang disebut Coinrail mengatakan kehilangan 70% dari aset digitalnya dari intrusi cyber. Menurut analisis oleh The Wall Street Journal, investor telah kehilangan lebih dari US$ 1,4 miliar secara global sejak 2014 dalam perdagangan mata uang kripto karena serangan cyber.

Editor: Wahyu T.Rahmawati