KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat berjaya, kini keadaan aset kripto justru tengah terkapar. Dalam seminggu terakhir, secara kompak aset kripto membukukan kinerja negatif. Merujuk laman coinmarketcap.com, aset kripto seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Binance Coin (BNB), Rippler (XRP). Tehter (USDT), hingga Dogecoin (DOGE) semua turun. BTC misalnya, dalam seminggu terakhir sudah terkoreksi hingga 18,23%. Sementara DOGE yang sempat meroket, nyatanya juga turun 11,40%. Bahkan, XRP mengalami koreksi hingga 29,16%. Sementara ETH, USDT, dan BNB koreksinya masih di bawah 5%.
Chief Executive Officer Triv.id Gabriel Rey mengatakan, terjadinya koreksi di aset kripto disebabkan oleh hashpower bitcoin yang turun drastis. Hal ini tidak terlepas dari banyak miner bitcoin di Xianjian, China yang mengalami blackout pada beberapa hari yang lalu. Baca Juga: Harga jatuh di bawah US$ 50.000, Bitcoin bisa kembali ke level US$ 20.000 “Akibatnya, seluruh transaksi bitcoin menjadi sangat lama untuk dikonfirmasi sehingga jadi sentimen negatif. Namun, sejak kemarin, para miner sudah mulai bertahap online kembali. Hal ini terlihat dari mining pool hash yang mulai mengalami kenaikan kembali ke level sebelum terjadinya blackout,” kata Gabriel kepada Kontan.co.id, Jumat (24/3). Co-founder Cryptowatch dan pengelola channel Duit Pintar Christopher Tahir juga berpendapat serupa. Belum lagi, adanya aksi profit taking para investor mengingat harga beberapa aset kripto sudah melonjak tajam. Namun, kabar terbaru yang menyebut salah satu bursa mata uang kripto terbesar di Turki, bursa Thodex mengalami kondisi keuangan yang sedang di masa sulit untuk melanjutkan operasi. Baca Juga: Warren Buffett: Mengandung racun tikus yang berbahaya, jangan investasi di Bitcoin Hal tersebut membuat ratusan ribu investor khawatir akan dana simpanan mereka. Pihak berwenang berusaha menemukan pendiri perusahaan berusia 27 tahun yang melarikan diri dari negara tersebut. Chief Executive Officer Thodex Faruk Fatih Ozer seperti dikutip Bloomberg, berjanji untuk membayar kembali dana investor dan kembali ke Turki untuk menghadapi hukuman. Pemerintah Turki memblokir rekening perusahaan dan polisi menggerebek kantor pusat Thodex di Istanbul.