Bursa merah lagi, ini daftar 10 saham LQ45 dengan PER terkecil (12 April 2018)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah beberapa hari berturut-turut berhawa sejuk, Kamis (12 April 2018) kemarin Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali ditutup memerah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) anjlok 50,13 poin menuju angka indeks 6.310,80 (-0,79%).

LQ45, indeks saham di BEI yang beranggotakan 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, juga menutup hari perdagangan dengan tinta merah. Turun 13,11 poin menuju level 1.033,96; indeks LQ45 ditutup memerah (-1,25%.)

Muramnya bursa saham kemarin tidak mengubah penghuni daftar 10 saham LQ45 dengan nilai PER terkecil sebelumnya. Urutan mereka juga tidak berubah dari posisi sehari sebelumnya.


Bumi Resources Tbk (BUMI), Indika Energy Tbk (INDY), dan Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) masih menempati tiga besar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan, yaitu 3,61 kali, 4,37 kali, dan 6,93 kali. Disusul kemudian oleh SRIL, PTBA, WSKT, ADRO, BBNI, WSBP, dan PTPP.

Meski secara keseluruhan bursa saham tampak merah, hanya ada empat saham yang mengalami penurunan harga. Mereka adalah saham Bumi Resources Tbk (BUMI), Adaro Energi Tbk (ADRO), Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), dan PP Tbk (PTPP).

Selain itu hanya ada dua saham yang harganya naik, yaitu saham Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) dan BNI Tbk (BBNI). Adapun empat saham yang tidak beranjak dari harga sebelumnya adalah: Indika Energy Tbk (INDY), Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), Bukit Asam Tbk (PTBA), dan Waskita Karya Tbk (WSKT).

Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama belum terjadi perubahan laba bersih per saham.

Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana