JAKARTA. Pagi ini (24/8), sejumlah indeks acuan di kawasan regional terlihat memerah. Analis memperkirakan, kondisi ini berpeluang mengendurkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham hari ini. Analis PT Infovesta Utama Theodorus Praska Putrantyo menjabarkan beberapa hal yang menjadi penyebab lesunya perdagangan regional hari ini.Pertama, bursa regional melesu setelah bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) ditutup turun. Koreksi Wall Street dipicu oleh kekhawatiran investor pada perlambatan ekonomi global yang semakin nyata, meredupnya harapan investor terhadap stimulus moneter di tengah ketidakpastian dari The Fed, serta rilis data ekonomi AS yang tidak terlalu solid di mana angka klaim pengangguran mingguan pekan lalu naik di atas ekspektasi menjadi 372 ribu. "Sehingga, IHSG rawan aksi profit taking," kata Praska kepada KONTAN, Jumat (24/8).Selain itu, kata Praska, secara teknikal IHSG rawan profit taking dalam jangka pendek. Hal ini terlihat pada indikator Commodity Channel Index (CCI) serta Williams %R yang sudah jenuh beli (overbought) dengan indikasi pergerakan pada kisaran 4.116-4.185. Meskipun demikian, masih terdapat saham-saham yang bisa dikoleksi. Adapun saham-saham yang direkomendasikan Praska, diantaranya BSDE, LPCK, SIMP, dan GGRM.Sedangkan Analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono mengamati transaksi IHSG masih sepi pasca libur panjang Lebaran kemarin. "IHSG gagal memanfaatkan momentum menguatnya bursa regional menyusul sentimen positif dari hasil FOMC kemarin," ujar Purwoko, jumat (24/8).
Bursa regional lesu, IHSG berpotensi terkoreksi
JAKARTA. Pagi ini (24/8), sejumlah indeks acuan di kawasan regional terlihat memerah. Analis memperkirakan, kondisi ini berpeluang mengendurkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham hari ini. Analis PT Infovesta Utama Theodorus Praska Putrantyo menjabarkan beberapa hal yang menjadi penyebab lesunya perdagangan regional hari ini.Pertama, bursa regional melesu setelah bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) ditutup turun. Koreksi Wall Street dipicu oleh kekhawatiran investor pada perlambatan ekonomi global yang semakin nyata, meredupnya harapan investor terhadap stimulus moneter di tengah ketidakpastian dari The Fed, serta rilis data ekonomi AS yang tidak terlalu solid di mana angka klaim pengangguran mingguan pekan lalu naik di atas ekspektasi menjadi 372 ribu. "Sehingga, IHSG rawan aksi profit taking," kata Praska kepada KONTAN, Jumat (24/8).Selain itu, kata Praska, secara teknikal IHSG rawan profit taking dalam jangka pendek. Hal ini terlihat pada indikator Commodity Channel Index (CCI) serta Williams %R yang sudah jenuh beli (overbought) dengan indikasi pergerakan pada kisaran 4.116-4.185. Meskipun demikian, masih terdapat saham-saham yang bisa dikoleksi. Adapun saham-saham yang direkomendasikan Praska, diantaranya BSDE, LPCK, SIMP, dan GGRM.Sedangkan Analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono mengamati transaksi IHSG masih sepi pasca libur panjang Lebaran kemarin. "IHSG gagal memanfaatkan momentum menguatnya bursa regional menyusul sentimen positif dari hasil FOMC kemarin," ujar Purwoko, jumat (24/8).