KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pasar saham Amerika Serikat (AS) merespon positif pernyataan The Fed saat pengumuman kenaikan bunga acuannya 25 basis poin (bps) pada Rabu (1/2) ke level 4,5%-4,75% Laju kenaikan Fed rate terus melandai. Fed menaikkan suku bunga acuannya 75 bps selama empat kali pertemuan sejak Juni hingga November. Pada Desember laju kenaikannya melambat jadi 50 bps. Menurut pejabat The Fed, kenaikan Fed rate sudah mulai berdampak terhadap penurunan inflasi AS. Kendati mulai mereda, namun tingkat inflasi tersebut masih tinggi. Bank sentral ini juga tak lagi melihat perang Rusia-Ukraina sebagai penyumbang tekanan terhadap inflasi.
The Fed sudah lebih optimis terhadap prospek inflasi. "Sekarang untuk pertama kalinya kami bisa mengatakan bahwa proses disinflasi telah dimulai," kata Ketua The Fed Jerome Powell dikutip
Yahoo Finance, Rabu (1/1). Dalam menentukan tingkat kenaikan suku bunga ke depan, alih-alih kecepatannya, The Fed akan memperhitungkan kelambatan dalam kebijakan moneter dan dampaknya terhadap inflasi, ekonomi, dan pasar keuangan. Pada penutupan perdagangan Rabu, pasar saham AS ditutup menguat merespon pernyataan terbaru The Fed. Nasdaq melonjak 2% ke level tertinggi sejak September 2022. Sementara indeks Dow Industrial dan S&P 500 sama-sama mencetak pemulihan intraday terbesar sejak 13 Oktober 2022. Pasar saham memantul dari sesuai pembukaan dan berbelok lebih tingg setelah Jerome Powell menyampaikan pernyataannya. Vincent Reinhart, Kepala Ekonom dan Ahli Strategi makro di Dreyfus dan Mellon mengatakan bahwa investor tidak melihat pernyataan The Fed sebagai sinyal hawkish. Sikap hati-hati bos Fed tak membuat pasar tertekan. "The Fed memiliki perkiraan inflasi dan pelaku pasar memiliki perkiraan inflasi sendiri. Saya pikir perbedaan besarnya adalah pelaku pasar mengharapkan protes yang lebih besar dari Powell, penolakan yang lebih besar tentang kondisi keuangan. Tetapi Powell berhati-hati dan hanya mengatakan itu perbedaan pendapat." kata Reinhart. Menurutnya, Bos The Fed masih mempertahankan pandangannya bahwa resiko melakukan terlalu banyak lebih kecil daripada risiko melakukan terlalu sedikit.
Data ekonomi AS terbaru, aktivitas manufaktur mengalami kontraksi dan data tenaga kerja mengalami perbaikan. Berdasarkan data Institute fo Supply Management (ISM), indeks aktivitas sektor manufaktur pada Januari turun ke level 47.4% dari 48,4% pada bulan sebelumnya. Angka di bawah 50% menandakan bahwa sektor tersebut sedang mengalami kontraksi. Sementara lowongan pekerjaan AS naik menjadi 11 juta dari 10,4 juta pada posisi Desember 2022. Jumlah pekerja AS yang berhenti turun menjadi 4,09 juta pada Januari dari 4,1 juta di bulan sebelumnya. Setelah keputusan The Fed, investor pekan ini masih akan menunggu keputusan kebijakan bunga Bank Sentral Eropa dan Bank of England. Keduanya diperkirakan akan mengerek bunga acuannya 50 bps. Data baru menunjukkan inflasi Eropa di Januari lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yakni naik 8,5%. Secara individu, saham Snap Inc terkoreksi 10,29% pada hari Rabu setelah grup media sosial tersebut membukukan pendapatan kuartalan yang mengecewakan dan tidak memberikan panduan. Saham Meta naik 2,79%, saham Advanced Micro Devices (AMD) melonjak 12,63 setelah penjualannya di segmen data center tumbuh melampaui proyeksi analis.
Editor: Dina Hutauruk