Bursa saham ASEAN lebih cuan dari AS dan Eropa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham negara negara ASEAN sedang bullish. Salah satu indikasinya, berinvestasi di ASEAN jauh lebih menguntungkan daripada menempatkan dana di pasar saham kawasan lain, seperti Amerika dan Eropa.

Akhir pekan lalu, indeks MSCI ASEAN mencapai posisi tertinggi dua tahun dan tumbuh 24% sepanjang tahun ini. Menilik indeks MSCI di kawasan lain periode yang sama, rata-rata return investasi saham di Eropa cuma 8,29%. Sementara rata-rata return saham di bursa Amerika Serikat (AS) mencapai 12,59%.

Laju pasar saham kawasan ASEAN tak lekang dari kuatnya pertumbuhan ekonomi kawasan ini yang diproyeksikan tumbuh 4,1% pada tahun ini. Angka itu di atas pertumbuhan ekonomi dunia yang sebesar 2,7%.


Tak heran, tahun ini, pasar saham di ASEAN kerap mencetak rekor tertinggi baru. Indonesia dan Filipina, semisal, beberapa kali memperbarui rekor tertinggi sepanjang sejarahnya. Sementara indeks saham Vietnam mencatat rekor tertinggi delapan tahun.

Morgan Stanley melaporkan, pasar saham ASEAN tetap potensial di tahun depan dan berpeluang naik 10%. Prospek tersebut juga didukung fundamental ekonomi yang kuat di ASEAN.

Mirae Asset Sekuritas mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi emerging market pada 2018 berpotensi mencapai 4,5%. "Saat ini bukan Amerika yang menjadi driver ekonomi dunia, namun emerging market," kata Darmawan Halim, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas, Selasa (19/12).

Analis Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji, menilai negara ASEAN mendapatkan momentum positif. Kawasan ini kian terbuka terhadap investor sejak implementasi Mayarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community.

ASEAN juga gencar menggenjot program investasi yang produktif serta membangun infrastruktur strategis secara masif. "Selama stabilitas politik, ekonomi dan keamanan di ASEAN tercipta, pasarnya akan menyedot capital inflow sehingga mengungguli market di kawasan lain," kata Nafan.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, beberapa sentimen menjadi salah satu pemicu atas semakin membaiknya pasar saham ASEAN. Reformasi pajak AS bakal menjadi sentimen baik untuk korporasi karena negara di seluruh dunia mungkin akan mengikuti jejak AS. Di sisi lain, membaiknya harga komoditas turut mendorong pasar. "Ini mempengaruhi kenaikan indeks di Asia, termasuk Indonesia," ungkap Hans.

Namun, dia menilai, membaiknya pasar saham ASEAN hanya efek rebound karena beberapa tahun sebelumnya, indeks saham ASEAN seperti Filipina sempat melambat.

Pertumbuhan pasar ASEAN tetap patut diwaspadai. Boleh jadi di tahun depan investor melakukan profit taking lantaran pasar ASEAN sudah naik cukup tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini