KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham di Asia jatuh pada hari Selasa (20/6). Dipicu kekhawatiran penurunan suku bunga terbaru China tidak cukup untuk meningkatkan kepercayaan pada ekonomi yang melemah dan menunggu paket stimulus yang lebih luas oleh Beijing. Asal tahu, China memangkas dua suku bunga acuan pinjaman utama untuk pertama kalinya dalam 10 bulan pada hari Selasa. Suku bunga pinjaman satu tahun (LPR) diturunkan sebesar 10 basis poin menjadi 3,55% dan pemotongan LPR lima tahun dengan margin yang sama menjadi 4,20%. Melansir
Reuters, indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,69%. Indeks CSI China turun tipis 0,03%.
"Saya tidak berpikir mereka (pemotongan LPR) akan bergerak sama sekali," kata Redmond Wong, China market strategis di Saxo Markets.
Baca Juga: IHSG Dibuka Stagnan Selasa (20/6), Cek Rekomendasi ADRO, SMGR, ACES, dan EXCL Dia mengatakan, pemotongan 15 basis poin akan menjadi "pesan yang lebih kuat" untuk meningkatkan sektor properti China. Indeks real estat China turun 0,74% pada awal perdagangan. Pemotongan suku bunga adalah yang terbaru dalam serangkaian langkah Beijing untuk menopang pemulihan yang melambat di ekonomi terbesar kedua di dunia di tengah membayangi risiko deflasi, kesengsaraan pasar properti dan tingginya pengangguran kaum muda. PBoC menurunkan suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah pada Kamis pekan lalu. Pasar berspekulasi tentang apa yang bisa dilakukan China selanjutnya untuk menghidupkan kembali pemulihan tetapi kecewa dengan kurangnya langkah konkret dari rapat kabinet pada hari Jumat. "Kita mungkin perlu menunggu pertemuan Politbiro China, yang dipimpin oleh Presiden Xi pada awal Juli, untuk pengumuman konkret tentang putaran baru stimulus," kata Pakar Strategi FX Senior National Australia Bank Rodrigo Catril dalam catatan klien. Penundaan langkah-langkah stimulus lebih lanjut membebani sentimen dan diikuti oleh beberapa bank besar, termasuk Goldman Sachs, untuk menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi China.
Baca Juga: IHSG Turun 0,19% pada Awal Perdagangan Selasa (20/6), Bersiap Memerah 3 Hari Beruntun Sementara itu, China dan Amerika Serikat gagal menghasilkan terobosan besar apa pun selama kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang jarang terjadi ke Beijing, tetapi kedua belah pihak setuju untuk menstabilkan hubungan agar tidak mengarah ke konflik. "Pertemuan tersebut membantu meningkatkan sentimen, tetapi pasar juga memahami bahwa ada persaingan strategis antara AS dan China," kata Wong dari Saxo. Di tempat lain, saham Hong Kong turun 1,03%. Indeks Nikkei Jepang diperdagangkan hampir datar dengan penurunan 0,05%.
Saham Australia melawan tren untuk naik lebih tinggi ke puncak tujuh minggu pada hari Selasa, dengan saham komoditas memimpin. Sementara pedagang menunggu risalah pertemuan bank sentral bulan Juni untuk wawasan lebih lanjut tentang jalur suku bunga. Imbal hasil US Treasury 10-tahun naik 3,3 basis poin. Sisi lain, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 1,38% menjadi US$70,79 per barel dan Brent berada di US$75,83, turun 0,34% pada hari itu. Indeks dolar AS naik 0,088%, dengan euro turun 0,1% menjadi US$1,0911. Harga emas spot turun 0,1% menjadi US$1.948,39 per ons troi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto