KONTAN.CO.ID - Saham-saham Australia melemah pada perdagangan Selasa (5/11), dipimpin oleh sektor keuangan. Setelah Bank Sentral Australia (RBA) mempertahankan suku bunga acuan di puncak tertinggi dalam 12 tahun dalam upaya menahan inflasi inti. Indeks S&P/ASX 200 turun 0,4% dan ditutup pada level 8131,8, setelah sehari sebelumnya naik 0,6%.
Baca Juga: Bursa Australia Ditutup Naik Senin (4/11), Ditopang Saham Sektor Kesehatan dan Bank RBA memilih untuk mempertahankan suku bunga, sejalan dengan survei Reuters, meskipun bank ini tertinggal dari rekan-rekan globalnya yang telah memulai siklus pelonggaran kebijakan. RBA menegaskan kembali bahwa kebijakan moneter harus tetap ketat untuk menekan inflasi inti ke targetnya, menghilangkan harapan akan adanya penurunan suku bunga tahun ini. Inflasi inti Australia, yang diukur dengan metode
trimmed mean dan diawasi ketat oleh RBA, diperkirakan hanya turun sedikit menjadi 3,4% pada akhir tahun dari 3,5% pada kuartal ketiga, masih di atas target RBA di kisaran 2-3%.
Baca Juga: Australia Batalkan Proyek Satelit Militer Lockheed Martin "Para pelaku pasar tampak kecewa dengan keputusan dan pernyataan RBA hari ini. Harga pasar sekarang mencerminkan ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih rendah pada 2025," kata Michael McCarthy, Chief Commercial Officer Moomoo Australia. Di pasar saham, sektor keuangan memimpin penurunan dengan melemah 0,6% akibat aksi ambil untung. “Bank-bank besar diperdagangkan mendekati level tertinggi sepanjang masa dan rentan terhadap aksi ambil untung karena investor bersiap menghadapi risiko besar dalam 48 jam ke depan,” tambah McCarthy. Empat bank terbesar diperdagangkan di zona merah, dengan bank terbesar, Commonwealth Bank of Australia, turun 0,4%. Saham energi juga turun 0,5% mengikuti penurunan harga minyak global, dengan Woodside Energy turun 0,3%.
Baca Juga: Australia's Central Bank Holds Rates, Stays Vigilant on Inflation Sektor pertambangan bergerak relatif datar, dengan saham Rio Tinto melemah 0,3%. Para investor juga menantikan pemilu di Amerika Serikat (AS) yang cukup sengit karena jajak pendapat tidak memberikan indikasi pasti antara kandidat dari Partai Republik, Donald Trump, dan kandidat Demokrat, Kamala Harris. Sementara itu, indeks acuan S&P/NZX 50 di Selandia Baru naik 0,5% dan ditutup pada level 12658,3 poin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto