Bursa Saham China Melemah di Tengah Kekhawatiran Ekonomi dan Kelemahan Global



KONTAN.CO.ID - Bursa saham China ditutup sedikit naik pada hari Jumat (26/7), setelah empat sesi penurunan.

Namun sentimen keseluruhan tetap rendah karena investor khawatir tentang pemulihan ekonomi yang lambat dan kurangnya stimulus besar.

Kelemahan di pasar global juga membebani sentimen investor. Pasar ekuitas Asia-Pasifik tetap berada di posisi terendah sehari setelah sesi terburuk mereka sejak pertengahan April.


Baca Juga: Bursa Saham Australia Rebound pada Jumat (26/7), Seiring Reli Penambang dan Bank

Pada penutupan perdagangan hari ini, indeks Shanghai Composite naik 0,14% menjadi 2.890,90.

Indeks blue-chip CSI300 naik 0,29%, dengan sub-indeks sektor keuangan turun 0,86%, sektor consumer staples turun 0,27%, indeks real estat naik 1,23%, dan sub-indeks perawatan kesehatan turun 0,14%.

Indeks Hang Seng naik 16,34 poin atau 0,1% menjadi 17.021,31. Indeks Hang Seng China Enterprises turun 0,1% menjadi 6.010,64.

Untuk pekan ini, CSI 300 anjlok 4%, sementara Hang Seng kehilangan 2,4%.

Baca Juga: Bursa Asia Bergerak Variasi, Mayoritas Rebound Pada Perdagangan Jumat (26/7)

Sub-indeks Hang Seng yang melacak saham energi naik 0,2%, sementara sektor IT naik 0,46%, sektor keuangan berakhir 0,09% lebih tinggi, dan sektor properti naik 0,04%.

Indeks Shenzhen yang lebih kecil ditutup naik 1,43% dan indeks komposit ChiNext yang berfokus pada perusahaan start-up naik 0,917%.

Di sekitar wilayah tersebut, indeks saham MSCI Asia kecuali Jepang melemah 0,07%. Sementara indeks Nikkei Jepang ditutup turun 0,53%.

Sebagai informasi, China melaporkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan awal bulan ini.

Baca Juga: IHSG Naik 0,51% ke 7.277 di Sesi I Jumat (26/7), ESSA, PGAS, SIDO Top Gainers LQ45

Sedangkan, investor kecewa setelah pertemuan kepemimpinan utama mengarah pada kelanjutan kebijakan daripada pergeseran struktural.

Kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi China tetap ada meskipun pihak berwenang mengatakan pada hari Kamis bahwa Beijing akan mengalokasikan 300 miliar yuan (US$41,40 miliar) dalam obligasi treasury ultra-jangka panjang untuk mendukung program peningkatan peralatan dan tukar tambah barang konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto