Bursa saham dan rupiah bisa tertekan hari ini



Jakarta. Pergerakan pasar saham dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) akan dipengaruhi oleh sentimen ekonomi domestik dan sentimen eksternal yakni melemahnya indeks manufaktur AS.

Lana Soelistianingsih, ekonom Samuel Sekuritas mengatakan dari domestik sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan pasar hari ini datang dari neraca pembayaran Indonesia (NPI) yang berpotensi defisit kuartal I. "BI mengindikasikan NPI kuartal I defisit karena defiist transaksi berjalan kemungkinan lebih besra dari surplus neraca finansial," jelasnya dalam riset yang diterima KONTAN, Senin (25/4).

Kendati terdapat dana asing yang masuk ke dalam pasar obligasi per 26 April Rp 64,81 triliun, namun di saat yang sama ada potensi pembayaran utang luar negeri swasta yang cukup besar. Ini terlihat dari menurunnya posisi utang luar negeri swasta dari Rp US$ 167,7 miliar pada akhir tahun lalu menjadi US$ 164,6 miliar. Total utang luar negeri tercatat turun dari US$ 310,7 miliar menjadi US$ 308 miliar.


Sedangkan investasi langsung asing (PMA) kemungkinan masih akan positif. Defisit NPI kemungkinan dibawah defisit NPI 2015 US$ 1,1 miliar.

Sementara sentimen eksternal datang dari indeks manufaktur AS pada April 2016 tercatat 50,8. Ini dibawah ekspektasi konsensus pasar 52, dan melambat dari 51,5 pada Meret lalu. Kendati ada penciptaan lapangan kerja tercatat terlemah sejak Juni 2013 tetapi 6 indikator dari 9 indikator dalam Yellen’s Dashboard membaik.

Lana melihat, The Fed kemungkinan masih menahan suku bunganya di 0,25%-0,5% pada pertemuan FOMC 26-27 April ini.

Hari ini, Lana memperkirakan bursa Asia akan cenderung terkoreksi namun terbatas karena tertolong naiknya harga minyak mentah. Naiknya harga minyak mentah mestinya juga membantu potensi penguatan pada rupiah tetapi rupiah dikawatirkan menembus level resisten di Rp 13.200 per USD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto