Bursa saham di Asia Pasifik anjlok terseret rencana China



SYDNEY. Para investor di pasar Asia menutup transaksi hari ini dengan wajah murung. Sebab, harga saham berjatuhan. Rencana Perdana Menteri China Wen Jiabao dan kabinetnya untuk meredam inflasi di Negeri Tembok Raksasa itu menjadi pemicunya.Harga saham Rio Tinto Group, perusahaan tambang terbesar ketiga di dunia merosot 3,2% di Sidney setelah harga minyak dan emas melemah di New York malam sebelumnya. Harga saham Mitsubishi Corp, trader komoditas terbesar di Jepang, juga melemah 0,6%.Imbasnya, indeks bursa saha di kawasan Asia Pasifik kompak memerah. Indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 2% pada penutupan Rabu (17/11). Sementara, indeks bursa Shanghai turun 1,9%.Di Tokyo, indeks Nikkei 225 hanya menguat tipis 0,2% setelah sempat melemah 1,1%. Kospi di Korea Selatan juga hanya naik 0,1%. Sementara, indeks S&P/ASX 200 di Australia turun 1,6%.Bursa saham Singapura, Indonesia, Malaysia, India, Pakistan hari ini libur.Penurunan serentak indeks bursa saham di Asia Pasifik itu membuat indeks MSCI Asia Pasifik melemah 0,9% menjadi 129,47 pada pukul 5:17 waktu Tokyo. Gambaran itu menunjukkan bahwa kecemasan tengah menyergap para investor. Maklum, rencana China meredam inflasi dengan pengetatan kebijakan moneter bisa berimbas ke mana-mana.Jika China kembali menaikkan bunga acuan seperti Oktober lalu, kemungkinan besar, belanja masyarakat China akan menurun. Sebab, sebagian dana bakal tersedot ke sistem perbankan yang menawarkan bunga semakin menarik. Padahal, semua orang mahfum, kini China telah menjadi pasar ekspor utama negara-negara di dunia.Di saat yang sama, kabar buruk juga bertiup dari Eropa. Irlandia tengah menghadapi risiko krisis pasar surat utang terparah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Cipta Wahyana