Bursa saham di Asia Tenggara ambles setelah ketegangan AS dan China meningkat



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pasar saham Asia Tenggara turun tajam di awal pekan ini karena sentimen risiko berubah masam setelah pejabat Amerika Serikat (AS) mencoba menyalahkan China atas penyebaran pandemi virus corona. 

Hal ini memicu kekhawatiran akan munculnya ketegangan baru antara dua negara adikuasa ini. 

Mengutip Reuters, pada Minggu (3/5), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut telah menemukan sejumlah bukti bahwa virus corona berasal dari laboratorium China. Terlebih, jumlah korban yang diderita AS hampir dua kali lipat dari China dan memunculkan kerusakan ekonomi.

Baca Juga: IHSG melemah 2,35% ke 4.605 pada akhir perdagangan sesi I hari ini

Tuduhan ini kembali muncul setelah sebelumnya Donald Trump mengancam akan melakukan pembalasan terhadap China sebagai hukuman untuk penyebaran pandemi virus corona. Sekali lagi, ini memicu kekhawatiran adanya perang tarif yang mengguncang pasar global

"Awal perang dagang sekali lagi menjulang di cakrawala karena AS telah menempatkan China di garis bidik dengan menuduh lab Wuhan sebagai pusat dari Covid-19," kata Stephen Innes, kepala strategi pasar di AxiCorp, mengatakan dalam sebuah catatan.

Di Asia Tenggara, saham Filipina merosot tajam 3,5% dalam penurunan intraday terbesar mereka sejak 16 April, setelah hasil survei menunjukkan aktivitas manufaktur pada bulan April merosot.

Saham pengembang properti SM Investments Corp anjlok 5,8%, sementara saham perusahaan makanan dan minuman Universal Robina Corp turun 3,5%.

Bursa saham Singapura juga jatuh 3,3%, ini menjadi penurunan intraday tertajam sejak 30 Maret. Di mana, saham konglomerat industri Sembcorp Industri turun hampir 5%, sedangkan Singapore Telecommunications meluncur lebih dari 4%.

Baca Juga: Terseret bursa Asia, IHSG melorot 2,58% pada awal perdagangan Senin (4/5)

Bursa saham Malaysia juga melorot 2,3%, yang terburuk dalam enam minggu. Saham pemberat datang setelah saham konglomerat telekomunikasi Grup Axiata jatuh 4,8%, sementara Digi.com kehilangan lebih dari 3%.

Sementara itu, pasar saham Thailand ditutup untuk libur nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari