Bursa Saham Indonesia Tertekan, Banggar DPR Minta KSSK Bertindak

Bursa Saham Indonesia Tertekan, Banggar DPR Minta KSSK Bertindak


KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang jatuh pada Selasa (18/3), turut menjadi perhatian DPR.

Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah, menyoroti kondisi pasar keuangan Indonesia yang mengalami tekanan signifikan.  Perdagangan di bursa saham sempat tersuspend selama 30 menit akibat mayoritas saham mengalami penurunan hingga 5%. 

Jika dibandingkan dengan negara-negara peers, bursa saham Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan dan berada di zona merah.


Said mengatakan, situasi di pasar keuangan tersebut perlu diwaspadai. Oleh karena itu, ia meminta Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) bisa segera bertindak untuk menenangkan pasar.

“Sebagai Ketua Banggar DPR, saya berharap seluruh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) segera memberikan respon untuk menenangkan pasar,” ujar Said Abdullah dalam  keteragannya, Selasa (18/3).

Baca Juga: Analis dari Singapura Ini Ungkap Penyebab IHSG Rontok pada Selasa (18/3)

Selain pasar saham, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga mengalami pelemahan. Pada sesi pertama perdagangan hingga pukul 12.00 WIB, kurs rupiah berada di posisi Rp 16.465 per dolar AS, turun 1,1% secara year to date. Namun, Said menilai penurunan ini masih dalam batas wajar.

Di sisi lain, sektor perdagangan Indonesia menunjukkan indikator positif.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Februari 2025 mencapai US$ 21,98 miliar, meningkat 2,58% dibandingkan Januari 2025 dan naik 14,05% dibandingkan Februari 2024. 

Secara kumulatif, nilai ekspor Januari–Februari 2025 mencapai US$ 43,41 miliar, naik 9,16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ekspor nonmigas juga tumbuh 10,92% menjadi US$ 41,21 miliar. 

Sementara itu, neraca perdagangan per Februari 2025 mencatat surplus sebesar US$ 3,12 miliar atau Rp 51,07 triliun, melanjutkan tren surplus pada Januari 2025 yang mencapai US$ 3,49 miliar.

Said juga menyoroti peningkatan Indeks PMI Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global. Indeks tersebut naik dari 51,9 pada Januari 2025 menjadi 53,6 pada Februari 2025, mencerminkan ekspansi sektor manufaktur yang lebih kuat.

Untuk menstabilkan pasar keuangan, Said Abdullah mengajukan beberapa rekomendasi kepada KSSK.

Pertama, meningkatkan komunikasi publik dengan pendekatan yang lebih simpatik dan dialogis, serta mengajak para pengusaha besar untuk menyelamatkan pasar keuangan. Ia juga menyarankan Presiden untuk turun tangan langsung dalam mengajak rekanan bisnis internasional guna memperkuat pasar saham Indonesia.

"Apalagi kini ada Ray Dalio yang berada di Danantara, saatnya diminta ikut membantu pasar keuangan," katanya.

Kedua, menunjukkan komitmen terhadap reformasi fiskal untuk menjamin keberlangsungan fiskal jangka panjang. Hal ini bertujuan untuk menepis keraguan investor dan memastikan bahwa Surat Utang Negara (SUN) tetap menjadi instrumen investasi yang menarik.

Ketiga, menghindari reaksi berlebihan dari otoritas bursa dan OJK, yang justru dapat memicu aksi jual lebih luas di pasar saham. Menurutnya, perkembangan pasar obligasi dan valuta asing masih dalam kondisi normal, sehingga perlu dicermati setidaknya dalam satu atau dua hari ke depan.

Baca Juga: IHSG Longsor Lebih dari 6%, Selasa (18/3), Penyebabnya Lebih Banyak dari Domestik

Keempat, memperluas basis investor ritel dan inovasi produk di pasar modal, khususnya instrumen berbasis syariah, guna memperkuat pasar saham dalam jangka panjang.

Kelima, menghimbau pihak-pihak yang tidak berwenang dalam otoritas bursa untuk tidak memperburuk situasi dengan pernyataan atau langkah-langkah yang dapat menambah kepanikan di pasar.

"Demikian, kiranya bisa menjadi bahan pertimbangan KSSK," kata Said.

Selanjutnya: Bertemu Koalisi Masyarakat Sipil, Dasco Klaim Sudah Ada Titik Temu Soal RUU TNI

Menarik Dibaca: Siap-siap Flash Sale Tiket KAI Siang Ini, 2.000 Tiket Dijual Mulai dari Rp 100 Ribu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat