Bursa saham kembali ke tren yang benar



JAKARTA. Jika tahun lalu menekuk wajah, kini investor bisa tersenyum. Pasar saham Indonesia kembali ngehit. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendekati 4.800, setelah kemarin menguat 0,19% menjadi 4.779,98.

Sejumlah analis bahkan memprediksi IHSG bisa kembali menembus 5.000 di tahun ini. Bergairahnya indeks juga tercermin di industri reksadana.

Return reksadana saham sepanjang Februari mencapai 2,9%, tertinggi dibandingkan jenis reksadana lain Sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), IHSG sudah menanjak 4,07%.


Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, memperkirakan, IHSG berpeluang mencapai 4.800 beberapa pekan ke depan. Sejauh ini IHSG juga menjadi salah satu indeks saham dengan kinerja terbaik di dunia, setelah SET Thailand, yang naik 4,58% (ytd).

Bandingkan dengan indeks Dow Jones yang justru menyusut 4,82% (ytd). Bahkan indeks Shanghai merosot 22,77% (ytd). Sejumlah analis menilai, faktor utama penggerak IHSG adalah membaiknya prospek ekonomi Indonesia pada tahun ini.

Data ekonomi domestik bagus. Inflasi rendah, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2016 diprediksi membaik, suku bunga acuan (BI rate) juga turun. "Kuartal I tahun ini, pertumbuhan ekonomi bisa 5%," prediksi Han, kepada KONTAN kemarin.

Era bunga rendah, bahkan negatif di sejumlah negara, mendorong masuk dana asing ke Indonesia. Sebab, pasar Indonesia menawarkan imbal hasil lebih tinggi. Sejak awal tahun hingga kemarin, pemodal asing sudah mencatatkan pembelian bersih (net buy) Rp 2 triliun di Bursa Efek Indonesia.

Hans yakin, pasar modal cenderung positif hingga Mei nanti. "Namun beberapa hari ke depan konsolidasi," prediksinya.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo dan analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi, peluang IHSG menembus 4.800 dalam waktu dekat semakin besar. Ini ditopang angka inflasi yang masih terjaga.

Mereka menilai, rendahnya inflasi Indonesia membuka peluang BI rate kembali turun. Hitungan Satrio, tahun ini BI rate berpeluang turun 25 basis poin lagi. Sebulan ke depan, Satrio memprediksi, indeks bisa ke 5.000-5.200.

Di akhir tahun, William dan Hans memperkirakan, IHSG menyentuh 4.800 dan 4.700. Tapi, onak dan duri tetap mengadang. Hans mencatat, misalnya, pertumbuhan ekonomi tertekan defisit anggaran yang kian melebar akibat seretnya penerimaan pajak adalah penghambat laju IHSG.

Satrio melihat, pasar modal kita belum terlalu kuat. Yang dominan bukan investor, tapi dana portofolio jangka pendek yang mengalir masuk atau keluar. Dana ini bisa menyebabkan IHSG naik turun dalam waktu sangat singkat.

Rencana pemerintah membatasi simpanan BUMN dan BUMD di perbankan juga bisa menekan sektor perbankan. Menurut Hans, kebijakan itu bisa menekan indeks, mengingat pengaruh sektor perbankan sangat besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie