Bursa Saham Kompak Tertekan Karena Efek Inflasi di Sepanjang 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi menutup 2022 dengan pelemahan tipis 0,14% ke level 6.850,61 pada Jumat (30/12). Artinya sepanjang tahun ini IHSG naik 4,09%. 

Jika dibandingkan dengan kinerja tahun lalu, IHSG mengalami perlambatan. Adapun sepanjang 2021, IHSG berhasil mengembang 10,08%. 

Pelemahan turut terjadi di pasar bursa negara lain. Misalnya, per Kamis (29/12), STI sudah naik 3,80%. Indeks SETi minus 0,44%, FTSE BM koreksi 5,13%, Vietnam anjlok 32,64%.


Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengatakan kompleksitas yang terjadi secara global, akibat kenaikan inflasi memberikan dampak pada pasar modal Indonesia. Dia bilang saat ini perang terhadap inflasi menjadi medan utama. Untuk menghadapi peran itu, bank sentral menggunakan instrumen dari kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas.

Baca Juga: IHSG Turun 0,14% ke 6.850 Pada Jumat (30/12), Perdagangan Terakhir 2022

"Dalam puncak peperangan yaitu suku bunga tinggi, pengetatan likuiditas pasti akan berdampak pada bursa mana saja," kata Sri Mulyani dalam Penutupan Perdagangan BEI 2022, Jumat (30/12). 

Namun dia menilai pencapaian Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berhasil mencetak kinerja hijau merupakan pengecualian. Memang pertumbuhannya tidak setinggi yang diharapkan, tapi BEI mampu mencetak terobosan. 

Sepanjang tahun ini, IHSG mencapai all time high ke level 7.318,01 pada 13 September 2022. Kapitalisasi pasar BEI juga sempat melonjak dan mencapai rekor tertingginya Rp 9.600 triliun pada 27 Desember 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati