Bursa Wall Street terpukul krisis Turki dan perang dagang lagi



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) melorot di awal perdagangan Rabu (15/8). Bursa Wall Street tertekan kekhawatiran kurs dollar yang terlalu kuat dan krisis mata uang Turki, ditambah lagi ketegangan hubungan dagang AS dengan negara lain.

Terbaru, AS terlibat perang tarif dagang dengan Turki. Rabu (15/8), Turki menggandakan tarif impor sejumlah barang dari AS, seperti alkohol, mobil dan tembakau. Ini sebagai pembalasan terhadap keputusan AS yang juga menggandakan tarif impor baja dan aluminium dari Turki.

Bukan itu saja, AS juga harus menghadapi gugatan dari China. Negeri Tembok Besar ini resmi mengadukan Negeri Paman Sam ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) soal legalitas kebijakan tarif dan subsidi AS.


"Pasar kini akan kembali ke tren hati-hati," kata Randy Frederick, Vice President of Trading and Derivatives Charles Schwab di Austin, Texas seperti dikutip Reuters.

Sentimen-sentimen tersebut yang membuat bursa Wall Street terkoreksi. Rabu (15/8) hingga pukul 9.53 waktu AS, indeks Dow Jones Industrial Average merosot 217,85 poin atau 0,86% persen ke level 25.082,07.   Indeks S&P 500 juga turun 22,52 atau 0,79% menjadi 2.817,44, dan indeks Nasdaq Composite melorot 61,79 poin atau 0,79% ke posisi 7.809,10.

Indeks saham sektor industri yang sensitif terhadap perang dagang turun 1,31%. Harga saham Caterpillar, semisal, anjlok 2,9%. Pun harga saham Boeing turun 1,4% dan membebani indeks Dow Jones Industrial Average.

Frederick mengatakan, komplain China yang meningkat ke level berikutnya soal sengketa perdagangan terus menjadi hambatan di pasar saham. "Ini seperti yang telah terjadi selama beberapa bulan terakhir," ujarnya.

Saham-saham perusahaan e-commerce China yang terdaftar di bursa AS juga jatuh. Saham raksasa e-commerce China Alibaba turun 2,6%, saham JD.com jatuh 5,8%, dan harga saham Baidu melemah 2,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat