JAKARTA. Para pekerja atau buruh, berharap besar kepada program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), menegaskan, sikap buruh dan KSPI jelas. Program perumahan rakyat harus didukung. Pasalnya, fakta di lapangan, rumah merupakan barang mewah yang sudah sekali dijangkau kaum buruh. Untuk mencicil rumah, bertenor 10 tahun hingga 15 tahun, buruh harus mengeluarkan uang dari gajinya sekitar Rp 1,2 juta sampai Rp 1,5 juta. "Berarti 40% lebih dari porsi gaji tersedot untuk cicilan rumah," kata Said. Padahal, banyak buruh masih menerima upah minimum. Maka, lanjut Said, program perumahan rakyat harus disambut baik. Hanya saja, tanya Said, apakah program perumahan tersebut mampu menjawab dan memenuhi kebutuhan buruh? (baca juga: Ini permintaan buruh untuk Tapera)
Buruh berharap besar pada Tapera
JAKARTA. Para pekerja atau buruh, berharap besar kepada program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), menegaskan, sikap buruh dan KSPI jelas. Program perumahan rakyat harus didukung. Pasalnya, fakta di lapangan, rumah merupakan barang mewah yang sudah sekali dijangkau kaum buruh. Untuk mencicil rumah, bertenor 10 tahun hingga 15 tahun, buruh harus mengeluarkan uang dari gajinya sekitar Rp 1,2 juta sampai Rp 1,5 juta. "Berarti 40% lebih dari porsi gaji tersedot untuk cicilan rumah," kata Said. Padahal, banyak buruh masih menerima upah minimum. Maka, lanjut Said, program perumahan rakyat harus disambut baik. Hanya saja, tanya Said, apakah program perumahan tersebut mampu menjawab dan memenuhi kebutuhan buruh? (baca juga: Ini permintaan buruh untuk Tapera)