Buruh berharap dapat jaminan kesehatan tanpa iuran



JAKARTA. Ribuan buruh  mengikuti aksi longmarch dari Bundaran HI-Istana Negara dan Gelora Bung Karno (GBK) di hari peringatan buruh sedunia (May Day), Kamis (1/4).

Dalam aksi tersebut, buruh menyuarakan berbagai tuntutan kepada pemerintah. Mereka berharap, dengan melakukan aksi longmarch, tuntutan dan aspirasi mereka lebih didengar.

Mualim, salah satu buruh dari PT Induk Kreatif Mebel, berharap dirinya dan para buruh di tanah air bisa mendapatkan jaminan kesehatan yang benar-benar gratis.


"Sebab, walaupun sudah ada BPJS kesehatan, tapi buruh masih harus mengeluarkan iuran. Padahal, harapan kita, semua ditanggung pemerintah agar tidak memberatkan buruh," ujar Mualim. Pendapat senada diungkapkan Herry Nursigit, buruh dari PT Shimizu Balaraja. Di hari buruh sedunia ini, dia berharap ada peningkatan upah minimum. Selain itu, ada perubahan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang saat ini 64 item menjadi 84 item.

"Pemerintah juga harus memberikan keringanan bagi pengusaha, jangan semua dibebankan ke mereka. Kalau subsidi ada, pengusaha kan juga tak segan untuk membayar upah yang sesuai," kata Herry yang membawa 120 orang pasukan buruh di peringatan May Day tahun ini. Lain lagi dengan Sidiq, buruh dari PT Shinto Kogyo Indonesia yang datang bersama 600 orang buruh lainnya. "Hapus sistem outsourcing yang membuat buruh tidak memiliki masa depan," kata Sidiq penuh harap. Aksi buruh di Jakarta pada peringatan May Day tahun ini diikuti oleh 100.000 buruh dan 10.000 guru serta tenaga honorer dari seluruh Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan