KUALA LUMPUR. Hampir sepertiga dari 350.000 buruh industri elektronik di Malaysia bekerja dalam kondisi layaknya kerja paksa. Fakta itu terungkap dalam laporan sebuah organisasi buruh Amerika Serikat, Rabu (17/9/2014). Verite -yang mendapat dana dari Departemen Tenaga Kerja AS- menyebutkan para buruh yang mernderita tersebut antara lain berasal dari Nepal, Myanmar, dan Indonesia. Banyak agen tenaga kerja yang mengutip biaya perekrutan tinggi sehingga amat sulit untuk dilunasi para buruh, yang selalu terikat beban utang. Mereka juga dipaksa untuk menyerahkan paspornya.
Buruh elektronik di Malaysia, mirip kerja paksa
KUALA LUMPUR. Hampir sepertiga dari 350.000 buruh industri elektronik di Malaysia bekerja dalam kondisi layaknya kerja paksa. Fakta itu terungkap dalam laporan sebuah organisasi buruh Amerika Serikat, Rabu (17/9/2014). Verite -yang mendapat dana dari Departemen Tenaga Kerja AS- menyebutkan para buruh yang mernderita tersebut antara lain berasal dari Nepal, Myanmar, dan Indonesia. Banyak agen tenaga kerja yang mengutip biaya perekrutan tinggi sehingga amat sulit untuk dilunasi para buruh, yang selalu terikat beban utang. Mereka juga dipaksa untuk menyerahkan paspornya.