JAKARTA. Harga nikel merangkak naik akibat aksi pemogokan buruh tambang di Kolombia. Dalam jangka pendek, harga nikel berpeluang melanjutkan reli. Mengutip Bloomberg, Senin (27/4) pukul 12.20 WIB, harga nikel pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) senilai US$ 13.395 per metrik ton atau naik 1,5% dibandingkan Jumat (24/4). Sepekan terakhir, harga nikel tumbuh 5,4%. Harga nikel melaju setelah BHP Billiton Ltd menyebut kan, aktivitas tambang di Cerro Matoso, Kolombia berada di bawah kapasitas normal lantaran ada pemogokan pekerja. Pemogokan tersebut dikhawatirkan mengganggu sumber produksi feronikel terbesar kedua di dunia.
“Mungkin terjadi aksi jual saat harga reli. Tapi tidak diragukan lagi masalah di Cerro Matoso memiliki dampak terhadap harga nikel,” kata Daniel Hynes, Senior Strategi Komoditas Australia & New Zealand Banking Group Ltd. Ibrahim, analis dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka, mengatakan, aksi pemogokan buruh di tambang Cerro Matoso hanya mengerek harga nikel dalam jangka pendek. Sedangkan fundamental utama penggerak harga nikel adalah indikator ekonomi. Salah satunya data ekonomi Amerika Serikat (AS) berupa klaim pengangguran mingguan sebesar 295.000. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 288.000. Lalu data pesanan barang tahan lama di luar sektor transportasi bulan Maret lalu turun 0,2%. Angka tersebut lebih buruk dibandingkan estimasi sebesar 0,2%. “Negatifnya data ekonomi AS tersebut melemahkan indeks dollar dan memberikan sentimen positif bagi harga nikel,” ucap Ibrahim.