JAKARTA. Sekitar 7.000 massa buruh mulai menggelar aksi peringatan Hari Buruh Internasional di Terminal Peti Kemas Koja, Jakarta Utara, Selasa (1/5). Mereka berasal dari Serikat Buruh Transportasi Indonesia (SBTI) dan Serikat Pekerja (SP) Pelindo. Ketua Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono menyatakan, buruh yang bekerja di kawasan pelabuhan menjadi kalangan pekerja yang paling tertindas karena mendapatkan upah yang tidak layak. "Buruh-buruh di pelabuhan yang paling perlu diperhatikan karena kebanyakan menerima upah yang jauh dari layak," kata Arif menjelaskan alasan pemilihan lokasi unjuk rasa. Atas dasar itu, Arief dan rombongannya memilih tidak bergabung dengan kelompok buruh yang melakukan aksi di depan Gedung MPR/DPR dan Istana Kepresidenan. Ia menilai, saat ini buruh-buruh pelabuhan adalah kalangan yang paling patut mendapat perhatian.
Buruh pelabuhan unjuk rasa di terminal Koja
JAKARTA. Sekitar 7.000 massa buruh mulai menggelar aksi peringatan Hari Buruh Internasional di Terminal Peti Kemas Koja, Jakarta Utara, Selasa (1/5). Mereka berasal dari Serikat Buruh Transportasi Indonesia (SBTI) dan Serikat Pekerja (SP) Pelindo. Ketua Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono menyatakan, buruh yang bekerja di kawasan pelabuhan menjadi kalangan pekerja yang paling tertindas karena mendapatkan upah yang tidak layak. "Buruh-buruh di pelabuhan yang paling perlu diperhatikan karena kebanyakan menerima upah yang jauh dari layak," kata Arif menjelaskan alasan pemilihan lokasi unjuk rasa. Atas dasar itu, Arief dan rombongannya memilih tidak bergabung dengan kelompok buruh yang melakukan aksi di depan Gedung MPR/DPR dan Istana Kepresidenan. Ia menilai, saat ini buruh-buruh pelabuhan adalah kalangan yang paling patut mendapat perhatian.