Bus Transjakarta mendorong kinerja UNTR



JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) segera mendapatkan tambahan pendapatan di luar penjualan alat berat dan batubara. Anak usaha Grup Astra itu siap memasok 300 unit bus dengan merek "Scania" kepada PT Transjakarta.

"Itu kapasitas kami untuk memasok Transjakarta per tahun, nanti jumlah yang akan kami jual tentu sesuai permintaan pemerintah provinsi DKI Jakarta," kata Sara K Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR, belum lama ini.

Kerjasama UNTR dengan Transjakarta mulai terjalin pada Mei lalu. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama bilang, Transjakarta akan memakai bus Scania yang didistribusikan UNTR. Basuki menilai, harga bus Scania sekitar Rp 5,8 miliar per unit memang lebih mahal dibandingkan bus asal China yang berharga sekitar Rp 1 miliar-Rp 3 miliar per unit. Tapi kualitas Scania lebih baik ketimbang bus buatan China demi menunjang pelayanan Transjakarta.


Beberapa waktu lalu, pengadaan bus asal China sempat menyulut amarah Basuki lantaran bus-bus itu sudah berkarat sebelum digunakan untuk melayani pengguna Transjakarta.

Kendati begitu, Sara belum bisa memastikan kapan UNTR mulai memasok Scania untuk kebutuhan Transjakarta. Saat ini, UNTR menjalani e-tender pengadaan bus Transjakarta yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Jumlah pengadaan dari Pemprov DKI Jakarta belum final, kami berharap dalam waktu dekat sudah mulai memasarkan Scania ke Transjakarta," ungkap Sara. Kerjasama dengan Pemprov DKI tentu bakal memberikan tambahan pendapatan bagi UNTR.

Hariyanto Wijaya, analis Mandiri Sekuritas dalam riset pada 9 Mei 2014 pernah memprediksi, keputusan Pemprov DKI bakal berdampak positif pada kinerja keuangan UNTR di tahun 2015.

UNTR, kata Hariyanto, bakal mendapatkan tambahan laba bersih Rp 290 miliar di tahun depan dari penjualan sekaligus layanan purna jual Scania ke Transjakarta.

Proyeksi ini didasarkan pada dua asumsi. Pertama, UNTR dapat menjual setidaknya 500 unit bus Scania di tahun depan. Kedua, margin bersih penjualan Scania diproyeksikan sekitar 10%.

Dengan proyeksi ini, kontribusi Scania mencapai 4% dari total laba bersih UNTR di 2015 yang diprediksi Hariyanto senilai Rp 6,35 triliun. Tapi Sara belum mau membeberkan proyeksi internal UNTR dari kerjasama penjualan Scania ke Transjakarta.

"Kami belum bisa prediksi kontribusinya karena jumlah pengadaan yang diminta Pemprov DKI Jakarta belum final," kata Sara.  Tambahan pendapatan dari Scania sangat bermanfaat untuk mengkompensasi penurunan penjualan alat berat UNTR.

Apalagi, pada Mei tahun ini, penjualan alat berat Komatsu UNTR masih jauh dari harapan yaitu 324 unit, turun 11,48% dibandingkan bulan sebelumnya 366 unit. Penurunan kinerja Mei membuat volume penjualan Komatsu sejak awal tahun hanya mencapai 1.901 unit. Jumlah tersebut turun 10,58% year-on-year dibandingkan lima bulan pertama 2013 sebanyak 2.126 ton.

Harga saham UNTR kemarin (10/7) ditutup menguat 2,5% menjadi Rp 24.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro