KONTAN.CO.ID - DW. Board Game alias permainan papan berjudul 'Buto Ijo dan Timun Mas' karya studio Manikmaya menjadi salah satu permainan asal Indonesia yang dilirik perusahaan internasional di pameran permainan Spielmesse 2018, di kota Essen, Jerman. Hak cipta permainan yang memperlihatkan aksi kejar-kejaran gadis pemberani bernama Timun Mas dan tokoh antagonis raksasa berwarna hijau tersebut telah dibeli perusahaan permainan internasional asal Perancis, Blue Orange. Rencananya permainan papan tersebut akan mulai dipasarkan tahun 2019 dalam delapan bahasa asing. Hadirnya permainan ‘Buto Ijo dan Timun Mas' dianggap memberi angin segar pada board game yang beredar di pasar internasional. "Buto Ijo dan Timun Mas diambil dari cerita rakyat negeri yang jauh. Tema board game saat ini jenuh dengan zombie, kerajaan abad pertengahan, bajak laut dan petualangan ala Indiana Jones," ungkap Thierry Denoval, perwakilan Blue Orange. "Mekanismenya baik, dapat dimainkan bersama keluarga. Para kurator kami sangat menikmati permainannya,” kata Denoval menjelaskan lebih lanjut alasan ketertarikan Blue Orange atas 'Buto Ijo dan Timun Mas'.
Hingga dilirik di Spielmesse Perjuangan para pencipta permainan papan yang tergabung dalam Asosiasi Pegiat Industri Board Game Indonesia (APIBGI) hingga hak ciptanya dilirik perusahaan asing melewati jalan panjang. Tahun ini merupakan kali ketiga Studio Manikmaya berpartisipasi dalam Spielmesse. "Tahun 2014 saya dan teman teman ikut, tapi dapat tempatnya di hall ujung tempat para Indies dan booth kami sangat kecil ukurannya," ujar CEO studio Manikmaya, Eko Nugroho. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat Eko dan rekannya memperkenalkan board game yang terinspirasi dari budaya Indonesia serta membangun jaringan dengan para pengusaha, kurator, game geeks serta para game blogger. Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) mendukung dengan mengadirkan paviliun Indonesia berjudul Archipelageek. Di sini, studio Manikmaya dan enam studio lainnya hadir memperkenalkan 24 permainan papan terbaru mereka. Di area yang sama, Indonesia bersanding perusahaan raksasa dunia seperti Hasbro , pemilik hak cipta permainan board game klasik Monopoly serta Haba dan Ravensburger, perusahaan game board dan puzzle asal Jerman.